ABC

Kerugian Akibat Alkohol Capai Ratusan Miliar

Kejahatan terkait alkohol telah rugikan warga Canberra, sebagai pembayar pajak, hingga lebih dari Rp 120 miliar per tahun.

Demikian hasil dari sebuah penelitian terbaru yang dilakukan Deakin University di Melbourne. Penelitian ini meliputi studi berbagai faktor, seperti biaya polisi dan pengadilan, tagihan perawatan bagi korban kejahatan, serta kerusakan properti.

Sebelumnya ditemukan biaya total dari dampak kejahatan terkait alkohol per tahun mencapai lebih dari Rp 117 miliar per tahunnya.

Termasuk dalam penelitian ini adalah mewawancarai lebih dari 1.600 warga. Hasilnya menemukan tingkat agresi, pelecehan seksual, dan cedera cukup tinggi di sekitar Canberra di malam hari. Hampir setengah dari responden melaporkan “adanya ketegangan” di bar, pub, atau tempat dengan lisensi menjual alkohol, seperti di kawasan Civic dan Braddon.

Para peneliti mengatakan hasil temuan dari organisasi yang memantau penggunaan alkohol dan narkoba di malam hari di Canberra (DASHED) menekankan perlu adanya reformasi hukum soal minuman keras.

Sekitar 30 persen dari mereka yang diwawancari telah mengalami serangan secara verbal, 28 persen melaporkan adanya pelecehan seksual, dan 17 persen mengatakan mereka terlibat dalam pertikaian fisik.

Terlepas dari kecilnya wilayah Kawasan Ibu kota Australia (ACT), tapi cedera yang berhubungan dengan alkohol di Canberra, yakni 13 persen, adalah yang tertinggi dari daerah-daerah lain yang disurvei, termasuk Melbourne, Sydney, Perth, Geelong dan Wollongong.

Rawat inap karena cedera atau luka terkait alkohol di ACT juga ditemukan meningkat.

Studi menemukan tingkat kehadiran layanan gawat darurat karena alkohol meningkat dari 61,5 per 10.000 orang pada 2010 menjadi 70 per 10.000 orang di tahun 2014.

Warga Canberra juga dianggap telah terlibat dalam tindakan berisiko, dengan 17 persen mengatakan pernah mengendarai mobil dalam pengaruh alkohol.

Peneliti mengatakan harga bir dan jam tutup tempat yang hidangkan alkohol sebaiknya diubah
Peneliti mengatakan harga bir dan jam tutup tempat yang hidangkan alkohol sebaiknya diubah.

ABC News: Dane Meale

Jam tutup tempat hiburan dan harga minuman

Peter Miller, salah satu peneliti utama mengatakan kepada 666 ABC Radio Canberra bahwa perlu adanya perubahan sederhana soal jam tutup tempat hiburan dan penetapan harga minuman akan mengurangi resiko membahayakan bagi masyarakat.

“Hanya mengatakan ‘Anda tidak dapat membayar kurang dari harga sebotol bir’ akan memiliki dampak besar pada tingkat kekerasan, minum yang membahayakan, dan minum sambil menyetir di masyarakat,” kata Peter.

“Cerita dari Canberra sangat serius dan jelas memerlukan perhatian dan respon yang lebih besar.”

Laporan ini juga menemukan bahwa lebih dari setengah orang yang disurvei melaporkan biasa meminum alkohol sebelum datang ke tempat-tempat hiburan untuk menghindari membeli minuman yang mahal.

Tapi Peter mengatakan meski kebiasaan minum sebelum pergi ini adalah sebuah masalah dan banyak dilakukan warga Canberra, tetapi masih lebih baik dibandingkan yang terjadi di negara-negara bagian lainnya di Australia.

“Namun, semakin banyak Anda minum sebelum pergi keluar semakin besar kemungkinannya untuk mengalami kekerasan,” katanya.

Diterbitkan pada 16/11/2016 pukul 12:30 AEST oleh Erwin Renaldi dari laporan aslinya berbahasa Inggris yang bisa dibaca di sini.