Kerja Keras Peselancar Australia Wujudkan Proyek Tong Sampah Laut
Dua peselancar Australia yang menciptakan Seabin, atau tong sampah laut, hanya punya waktu kurang dari 24 jam menyiapkan produk pembersih mereka untuk diperlihatkan kepada mitra penting.
Sambungan listrik pabrik tong sampah laut di Mallorca, Spanyol, tiba-tiba saja mati. Penggagas produk ramah lingkungan ini, Pete Ceglinski, pun memaki, “Sialan!”
Dia tahu kamera merekam kemarahannya, tapi tampak tidak peduli.
Momen ini nyaris menjadi kesulitan terakhir yang dihadapi anak muda enerjik ini yang sudah berada dalam tekanan luar biasa. Momen ini berlangsung di saat kru TV ABC merekam setiap gerak-gerik mereka.
Rekaman ini mengungkap sesuatu tentang Pete bahwa dia hanya mengucapkan makian seperti itu sekali. Setidaknya pada kamera.
Warga Australia yang sangat gemar berselancar ini dan tim kecilnya hanya memiliki waktu kurang dari 24 jam menyiapkan Seabin mereka untuk dioperasikan di dalam air bagi mitra penting mereka.
Dan pabrik mereka di Palma, Mallorca, Spanyol gelap gulita.
Hujan pun turun.
Ketika itu Kamis sore, dan telepon mereka ke pemilik bangunan pabrik dan juga perusahaan listrik, tidak membuahkan hasil.
Tampang peselancar
Namun kisah proyek tong sampah laut atau Seabin dan pria yang saat ini memimpin tim tersebut memiliki kisah yang jauh lebih panjang.
Pete adalah pria yang menuntut banyak kepada dirinya sendiri. Dan orang lain.
Dia dan temannya Andrew Turton merupakan pendiri Seabin Project. Mereka mengembangkan sebuah produk yang bisa mengumpulkan sampah mengambang di kawasan marina dan pelabuhan. Juga menggunakan produk itu untuk mendidik mengenai kerusakan yang dilakukan setiap hari terhadap laut.
Seabin atau tong sampah laut ini akan menyedot air dan sampah, menangkap sampah-sampah yang di dalam kantung penyaring.
Air yang disedot kemudian dipompa kembali ke laut, dan yang tertinggal hanya sampah untuk dibuang.
Ini pertaruhan bagi tim Seabin – yang terdiri dari Pete Ceglinski, Sascha Chapman dan Sergio Ruiz Halpern — untuk membiarkan kru dari Foreign Correspondent ABC bergabung pada minggu yang amat penting tersebut dalam upaya mereka mewujudkan impian menjadi kenyataan.
Bagi Pete, proyek ini menjadi amat pribadi dan merupakan salah satu hal yang membuatnya menghabiskan setiap sen uang yang dimilikinya.
Jangan tertipu oleh penampilan peselancar ini. Rambut keriting tak beraturan yang terbakar matahari, pakaian kasual dan topi baseball yang tidak pernah lepas dari kepalanya.
Inilah orang yang benar-benar ambisius, bertekad kuat dan perlu selalu dikendalikan.
Ini merupakan pekan yang amat sibuk di Mallorca, bahkan ketika kami sedang mempersiapkan penayangan kisah ini, makin sering terjadi momen sengit.
Pete tahu bagaimana rasanya bangkrut. Tidak hanya bangkrut tidak punya uang, tapi juga bangkrut secara emosional.
Dia tidak mau menerima uang dari perusahaan yang berkontribusi pada polusi di dunia di satu sisi, dan berusaha menjadi pihak yang lebih baik dengan mendanai start up di sini lainnya.
Jadi mereka memulai kampanye penggalangan dana. Dimulai perlahan-lahan, kemudian proyek ini berjalan cepat, bahkan tim beranggotakan 10 orang saja kesulitan menanganinya.
Berminat
Pete tinggal di pabrik Seabin di Mallorca. Teleponnya berbunyi setiap saat ada donasi masuk. Ratusan dan kemudian ribuan respon yang dia terima.
Secara pribadi dia akan berada di sana siang dan malam menjawab sendiri setiap donasi tersebut.
Jangan pernah meragukan kegigihan Pete untuk proyek Seabin.
Dia melindungi proyek ini layaknya anak pertamanya, dan sekarang tahu darimana dia bisa mendapatkan uang.
Setengah lusin mitra, dari kalangan marina dan pengelola pelabuhan di seluruh dunia bergabung dalam kampanye penggalangan dana. Pete berjuang membuat mereka senang.
Momen ketika lampu mati di pabrik mereka? “Anda tidak bisa menuliskan kejadian ini dalam gelap,” kata Pete kepada kru Foreign Correspondent.
Kami menjawab: “Tidak Pete, kami tidak bisa menuliskan naskah kejadian ini.”
Bagaimana akhir proyek tong sampah ini masih belum bisa dipastikan.
Namun jika kerja keras dan tekad kuat merupakan kunci kesuksesan, maka mereka sudah menjalani separuh jalan menuju kesuksesan.