ABC

Kereta di Melbourne Dituduh Sengaja Tak Berhenti Demi Kejar Bonus Tepat Waktu

Pengelola jaringan kereta di Melbourne, Metro, dituduh sengaja memutuskan agar kereta tidak berhenti di beberapa stasiun antara, demi mencapai stasiun tujuan utama tepat waktu, sehingga bisa mendapat bonus.

Namun hal tersebut menurut para pegiat pendukung transportasi publik, membuat banyak penumpang karenanya kemudian terlambat karena kereta tidak berhenti di stasiun tempat mereka menunggu.

Menurut laporan, telah ditemukan adanya dokumen internal yang menunjukkan bahwa ada 400 perjalanan yang tidak berhenti di stasiun tujuan, atau melewati stasiun antara tanpa berhenti, selama seminggu di bulan Maret. Hasilnya, Metro bisa memenuhi target yang ditetapkan oleh sistem monitoring otomatis.

Dengan memenuhi target ini, Metro dilaporkan mendapatkan bonus jutaan dolar setiap tahunnya.

Sistem otomatis ini sekarang menggunakan sensor lintasan di stasiun untuk mengecek kapan sebuah kereta api lewat. Sistem ini menggantikan sistem lama dimana staf Metro akan mencatat data ketibaan dan pembatalan secara manual kepada pemerintah.

Kereta api Metro di Melbourne.

Asosiasi Pengguna Transport Publik Tony Morton mengatakan data terbaru ini membuktikan kecurigaan lama bahwa kereta Metro kadang tidak berhenti di stasiun, guna memenuhi target ketepatan waktu tersebut.

"Ini jelas sekali memperkuat dugaan kita bahwa sistem yang ada membuat penumpang mengalami kesuilitan," kata Morton.

"Sistem harus dibuat lebih baik, dan kita melihat bukti mengenai baik dan buruknya sistem yang beroperasi sekarang."

Dalam jawabannya, Metro mengakui adanya "banyak pembatalan dan kereta melintas tanpa berhenti di stasiun" namun membantah mengubah jadwal untuk mendapatkan keuntungan finansial.

"Kalau ada masalah, kami harus mengubah jadwal supaya kami bisa kembali ke jadwal yang tepat," kata juru bicara Metro Larisa Tait kepada Radio 774 ABC Melbourne.

"Jadi kalau kami tidak bisa memperbaiki layanan yang sudah terlambat itu, maka seluruh layanan  akan terlambat sepanjang hari."

Larisa Tait juga mengatakan dokumen itu sengaja menunjukkan "minggu terburuk" saja.