ABC

Kepolisian Australia Awasi Klinik Konseling Euthanasia

Seorang juru kampanye euthanasia,  Philips Nitschke menjadi sorotan kepolisian di seluruh Australia menyusul temuan salah satu benda yang dijual di klinik euthanasia miliknya di Adelaide dalam kasus kematian yang terjadi baru-baru ini.

Pekan lalu klinik konseling euthanasia milik Dr.  Nitschke didatangi dua petugas dari kepolisian Autralia Selatan. Dr. Nitschke menggambarkan petugas polisi itu datang dengan ramah dan hanya menanyakan  apakah dirinya mengerti hukum di Australia Selatan dalam membantu kasus bunuh diri.

Kunjungan petugas kepolisian itu dilakukan menyusul  ditemukannya tabung berisi gas nitrogen yang diproduksi perusahaan milik Dr. Nitschke – Max Dog Brewing- berada disamping sebuah jenasah .

Dr. Nitschke mengaku kliniknya biasa dimintai keterangan dari pihak kepolisian selama bertahun-tahun.

"Polisi biasa menelpon dan mengatakan mereka menemukan salinan dari buku pedoman euthanasia karangan saya dan mencari tahu apakah kami memiliki keterkaitan dengan kematian seseorang,” katanya.

Pejabat Kepolisian Australia Selatan, Gary Burns, mengakui sangat mungkin Dr. Nitschke beroperasi di wilayah abu-abu.

Namun menurutnya selama dia tidak melanggar ketentuan hukum, maka praktek yang dijalankannya bukan urusan polisi.

“Kami akan memonitor klinik mereka, tapi untuk saat ini kami belum melakukan tindakan,” katanya.

Program 7.30 ABC juga menemukan salinan korespondensi elektronik bernada serupa yang dikirimkan kepolisian New South Wales dan Queensland  kepada Dr. Nitschke, namun berdasarkan saran dari kuasa hukumnya, Dr. Nitschke dilarang membalas email tersebut.

Sosok  Dr. Nistschke menuai sorotan, setelah pendiri kelompok relawan advokasi euthanasia – Exit International ini mendirikan sebuah klinik di pinggiran Adelaide bulan lalu.

Di klinik Dr. Nitschke itu ditemukan sejumlah benda-benda kontroversial diantaranya buku pedoman euthanasia karangannya yang dilarang beredar dan sejumlah peralatan yang digunakan untuk  mengujicoba obat-obatan euthanasia yang telah dilarang.

Selain itu perusahaan miliknya, Max Dog Brewing, juga memproduksi tabung gas nitrogen yang dipamerkan secara terbuka di dinding kliniknya.

Gas nitrogen itu memang kerap dicari oleh penggemar bir produksi rumahan tapi kliennya biasanya memiliki ide lain yakni sebagai zat lemas yang dapat memicu kematian.

Dia mengaku kliniknya berjalan baik di Australia Selatan, dan melayani konsultasi online rutin bagi para kliennya yang berasal dari berbagai negara bagian.

Dr. Nitschke mengatakan sejauh ini dirinya sudah membantu 4 orang untuk meninggal selama periode ketika praktek euthanasia masih dibolehkan di Kawasan Teritori Utara pada tahun1997 – 1998.

Klinik euthanasia berikan konseling online

Di Australia Selatan, seseorang yang "menghasut, menasehati, membantu atau membantu menghasut " orang lain untuk bunuh diri atau mencoba bunuh diri digolongkan sebagai tindak kejahatan.

Sanksi hukum atas pelanggaran ini sendiri bervariasi di  antara negara bagian, namun membantu orang melakukan bunuh diri merupakan kejahatan diseluruh hukum Australia.

Meski demikian menyediakan orang dengan informasi yang kemudian digunakan untuk melakukan bunuh diri belum dianggap sebagai tindakan pelanggaran hukum.

Nitsckhe mengakui praktek  yang dilakukannya  berada dikawasan abu-abu. Namun ia memastikan sangat berhati-hati dalam memberikan praktek konsultasi dikliniknya agar tindakannya tidak melanggar ketentuan.

Hal itu dilakukannya terutama sejak hukum di kawasan Teritori Utara membatalkan ketentuan pelegalan praktek euthanasia.

"Apa yang kami lakukan memang ada di wilayah abu-abu, tapi kami sudah melakukannya selama 17 tahun,” katanya dalam program 7.30 ABC.

Tahun ini, rancangan UU yang hendak melegalkan euthanasia gagal di NSW, Tasmania dan Australia Selatan.

Dr. Nitschke mengatakan kegagalan itu memicu lebih banyak tuntutan bagi pelayanan yang diberikan di kliniknya.

"Ketika semakin banyak orang tua yang mengeluh, aku tidak bisa menunggu hukum  ini diadakan,  apa yang harus saya lakukan, itu menunjukan keputusan penolakan UU euthanasia sebagai sebuah kegagalan,” "katanya.

Euthanasia adalah praktek mengakhiri kehidupan seorang yang dilakukan oleh orang lain untuk mencegah rasa sakit dalam penderitaan yang berkepanjangan. Euthanasia dilakukan baik secara sukarela yakni atas keinginan pelaku euthanasia sendiri maupun bukan sukarela.