ABC

Kenali Fakta Sebenarnya Mengenai Ebola Agar Tidak Panik

Ebola kini sering menjadi laporan utama sejumlah media, setelah menyebar di Afrika Barat, dan kini telah ditemukan pula di Eropa dan Amerika Serikat. Beberapa rumor dan mitos mengenai virus ini telah membuat khawatir banak orang, apalagi banyak ditemukan hoax di jejaring sosial.

Ini adalah beberapa fakta mengenai bagaimana virus Ebola bisa disebarkan, seperti yang dirangkum dari laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat.

Tidak menyebar lewat udara

Ebola tidak menyebar lewat udara seperti penyakit flu, karenanya adanya pesan berantai yang mengatakan Ebola telah mengalami modifikasi dan kini bisa menyebar lewat udara adalah salah, seperti yang ditulis WHO.

Tidak menyebar lewat air

Ebola tidak mengkontimasi lewat air, seperti kolera atau disentri.

Ebola tidak menular dari orang yang baru memiliki gejala

Virus Ebola hanya muncul dalam cairan tubuh seseorang yang sudah memiliki simptom, tetapi ia tidak akan menularkan kepada orang lain, hingga dirinya sakit. 

"Waktu terekspos virus, hingga gejala muncul, atau masa inkubasi, adalah dua hingga 21 hari, tetapi rata-rata 8 sampai 10 hari," ujar juru bicara CDC. "Simptom atau gejala adalah deman tinggi, lebih dari 38,6 derajat celcius, selain itu juga sakit kepala parah, sakit-sakit otot, muntah-muntah, diare, sakit perut, kadang juga ada pendarahan," tambahnya.

Info grafik untuk mengetahui virus Ebola

Tidak disebabkan gigitan nyamuk

 Virus Ebola tidak dibawa oleh nyamuk, seperti pada penyakit demam berdarah.

"Sama sekali tidak ada bukti jika nyamuk dan serangga membawa virus Ebola," jelas CDC. "Hanya saja mamalia, misalnya manusia, kelelawar, nyamuk, atau kera, yang memiliki kemampuan untuk menyebarkan virus ini."

Ebola menular lewat pertukaran cairan atau jika memiliki kontak dengan cairan tubuh penderita

Pertukaran cairan tubuh menjadi metode utama penularan. Ebola bisa menular lewat pertukaran air liur, darah, keringat, muntah, air seni, dan air semen. Penularan ini bisa terjadi setelah melakukan kontak dengan penderita Ebola yang melibatkan cairan tubuh, seperti misalnya berciuman, berbagi makanan, atau berhubungan badan. Pertukaran jarum suntik juga sangat beresiko tinggi.