ABC

Kemerdekaan, Warisan Gough Whitlam bagi Papua Nugini

Bagi rakyat Papua Nugini, almarhum Perdana Menteri Australia ke-21, Gough Whitlam, adalah sosok yang memberi mereka alam kemerdekaan.

Mendiang Gough Whitlam, adalah pendukung utama dekolonisasi dan memberi kesempatan kepada Papua Nugini untuk memiliki pemerintahan sendiri pada tahun 1973 yang lantas disusul dengan kemerdekaan di tahun 1975.
 
Para politisi di negara itu menyampaikan rasa bela sungkawa sedalam-dalamnya atas kepergian pria yang percaya pada kemampuan rakyat Papua Nugini, untuk menentukan masa depan mereka sendiri.
 
Gough Whitlam dan Sir Michael Somare pada perayaan hari kemerdekaan Papua Nugini tahun 1975. (Foto: Arsip Nasional Australia. NAA: A6180, 22/9/75/28)
 
"Saya pikir, itulah kekaguman yang selalu saya miliki terhadap sosok Gough Whitlam, ia memiliki keyakinan dan kepercayaan diri terhadap kami," ujar Perdana Menteri pertama Papua Nugini, Sir Michael Somare.
 
Sir Michael mengenang pertemuannya dengan Gough di tahun 1960an dan diskusi tentang kemerdekaan Papua Nugini. "Ia berkata kepada saya, 'suatu hari ketika waktunya Partai Buruh tiba, kami akan memastikan bahwa kami memberi pemerintahan sendiri dan kemerdekaan bagi Papua Nugini', dan tentu saja itu terjadi," kisahnya.
 
 
"Ia meminta warga Australia lainnya dan mengatakan kepada mereka 'berilah kesempatan kepada keaslian bangsa mereka dan mereka akan berusaha mencapai apa yang mereka inginkan'. Tahun ini adalah kemerdekaan kami yang ke-39, tahun depan memasuki tahun ke-40, dan kami telah mencapai kemerdekaan dan kemajuan kami dengan sukses. Kami telah membuat perubahan drastis, tak ada yang sebelumnya percaya, tapi Gough percaya kala itu bahwa kami bisa dan kami membuktikannya," tambah Sir Michael.
 
Sir Paulias Matane, mantan Gubernur Jenderal dan Duta Besar pertama Papua Nugini untuk Amerika Serikat, mengatakan, ia turut berduka atas kepergian mantan PM Gough.
 
"Saya ingin berbicara mewakili banyak warga Papua Nugini yang mengenalnya kala itu saat bekerja bersama-sama mewujudkan kemerdekaan politik Papua Nugini, saya sangat berduka atas kepergiannya. Ia adalah salah satu politis Australia yang sangat berani dan hebat," sebutnya.
 
Sir Michael Somare tengah berdiskusi dengan Perdana Menteri Gough Whitlam dan Menteri Khusus Urusan Wilayah Eksternal, Bill Morrison, pada tahun 1975. (Foto: Perpustakaan Perdana Menteri Whitlam)
 
Perdana Menteri Papua Nugini saat ini, Peter O'Neill, telah mengeluarkan pernyataan resmi yang menyebut bahwa negaranya akan terus menghargai jasa mantan PM Gough atas pemerintahan berdaulat dan alam kemerdekaan yang diberikan kepada mereka.
 
"PM Gough akan terus menempati ruang tersendiri dalam sejarah Papua Nugini sebagai seorang Perdana Menteri Australia yang bekerja sama dengan para pendiri bangsa kami untuk mencapai kemerdekaan. Pemerintahan Gough Whitlam hampir sama dengan masa transisi kemerdekaan Papua Nugini dan rakyat kami sangat berterima kasih," ujarnya.
 
Komisi Tingkat Tinggi Australia di Papua Nugini, juga menerbitkan pernyataan resmi atas kepergian sang mantan PM.
 
"Rakyat Papua Niugini akan bergabung bersama Rakyat Australia untuk mengenang kepergian Yang Mulia Edward Gough Whitlam AC QC. Bersama-sama kita mengingat Gough Whitlam sebagai pendukung utama dekolonisasi, mempromosikan pemerintahan sendiri dan kemerdekaan penuh bagi Papua Nugini. Gough Whitlam adalah Perdana Menteri Australia terakhir yang mengunjungi Papua Nugini saat masih terkait dengan Australia secara konstitusi, dan pada 16 September 1975, merupakan Perdana Menteri Australia pertama yang mengunjungi negara baru Papua Nugini. Rakyat Australia, bergabunglah dengan rekan dekat kita di Papua Nugini dalam menghormati jasa-jasanya semasa hidup. "