ABC

Kemenangan Michelle Payne Bangkitkan Optimisme Jockey Wanita di Australia

Atlet penunggang kuda atau jockey perempuan di Australia jumlahnya terus bertambah. Oleh karena itu, kemenangan Michelle Payne dalam ajang pacuan kuda Melbourne Cup kemarin membuka harapan baru bagi jockey wanita lain di Australia untuk sukses meraih prestasi serupa.

Keberhasilannya menjuarai Melbourne Cup 2015, menjadikan Michelle  Payne tercatat sebagai penunggang kuda wanita pertama yang memenangkan kejuaraan pacuan kuda bergengsi di seluruh Australia ini.
 
Payne menyindir keras pihak-pihak yang sempat meragukan kemampuannya untuk memenangkan kejuaraan ini hanya karena dirinya perempuan.
 
Kemenangan Payne telah membawa euforia dan optimisme baru dikalangan penunggang kuda wanita.
 
"Kemenangan payne ini merupakan perubahan dalam sejarah pacuan kuda bagi perempuan, saya kira ini juga akan menjadi tahapan yang besar dimasa depan,” kata jockey magang di Wollongong, Maddison Wright.
 
"Jockey wanita tidak akan terlalu disepelekan sebagai mana biasanya oleh pelatih maupun pemilik kuda,”
 
Seperti halnya Payne, Wright mengaku dia mengalami diskriminasi dalam olahraga ini hanya karena gendernya sebagai perempuan.
 
"Anda cukup melihat dari jumlah kesempatan memacu kuda yang didapatkan jockey wanita,”
 
"Seorang jockey magang perempuan sebenarnya dapat menunggang kuda sebaik penunggang kuda pria, bahkan mungkin punya kemampuan yang lebih baik, tapi pelatih dan pemilik kuda lebih cenderung memberikan kesempatan menunggang kuda pada jockey magang pria,”
 
Wright merupakan bagian dari tren yang sedang berkembang di dunia olahraga pacuan kuda  dimana jumlah jockey magang perempuan untuk pertama kalinya melampaui jumlah jockey magang pria.
 
Namun pada tingkat elite atlet penunggang kuda profesional perempuan masih  tetap minoritas. Karena tercatat dari 840 jockey tang memiliki lisensi di Australia, hanya 27% yang berjenis kelamin perempuan.
 
Kondisi ini yang memacu remaja asal Victoria, Beth Allday untuk mewujudkan tekadnya menjadi jockey atau track rider setelah lulus dari sekolah berkuda di Pusat Studi politeknik Equin Victoria yang berjarak 40 kilometer dari Utara Melbourne.
 
"Saya sering kali mendengar saran agar jangan terlalu peduli sebagai perempuan karena dia hanya akan dikesampingkan dan tidak akan mendapat kesempatan yang sama,”katanya.
 
Dia berharap kemenangan Payne akan mendorong perubahan cara pandang di seluruh industri pacuan kuda Australia.
 
"Dia bekerja sangat keras dan semuanya terbayarkan dan juga memuaskan banyak penunggang kuda lainnya,” katanya.
 
Salah satu instruktur di Allday Eden Park yang juga jockey asal Victoria, Cameron Quilty mengatakan industri pacuan kuda sudah siap untuk mulai berubah.
 
"Sudah jelas dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, saya melihat semakin banyak penunggang kuda perempuan yang mendapatkan kesempatan,” katanya.
 
Dia mengatakan kemenangan Payne menjadi bukti kalau gender tidak relevan dalam menentukan kehebatan seseorang mengendalikan kuda dari atas pelana.