ABC

Keluarga Pembom Bunuh Diri di Surabaya Tidak Pernah Ke Suriah

Menurut tetangga, keluarga yang melakukan pemboman terhadap tiga gereja di Surabaya hari Minggu adalah warga biasa dan mereka menurut polisi tidak pernah melakukan perjalanan ke Suriah.

Enam orang dari satu keluarga tersebut termasuk anak perempuan berusia delapan tahun meledakkan diri dalam tindakan bunuh diri yang terkoordinir yang menyebabkan 14 orang tewas, dan puluhan orang lainnya mengalami luka-luka.

Dita Oepriarto yang berusia 46 tahun membawa istrinya Puji Kuswati (42 tahun) dan dua anak perempuan mereka yang berusia 12 dan 8 tahun ke Gereja Kristen Indonesia di Jalan Diponoegoro sebelum kemudian mengenderai mobilnya yang berisi bom ke Gereja Pantekosta Pusat Surabaya dan meledakkan diri.

Dan kedua anak keluarga itu yang berusia 17 dan 15 tahun menerobos area Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya, menggunakan sepeda motor dan meledakkan diri gunakan bom yang dipangku.

Tetangga keluarga tersebut yang terkejut dengan berita ledakan bom mengatakan bahwa tidak ada tanda-tanda sebelumnya bahwa Dita, Puji dan keempat anak mereka akan melakukan apa yang terjadi.

Puji Kuswati bersama empat anak mereka
Puji Kuswati bersama empat anak mereka

Supplied

Apa yang digambarkan mereka kepada ABC adalah sebuah keluarga yang bertindak normal seperti banyak keluarga lainnya, bagaimana anak-anak mereka bermain di jalan di depan rumah, atau naik sepeda bersama dengan anak-anak tetangga.

"Dita orangnya baik, dikenal baik oleh tetangganya. Juga aktif dalam kegiatan sosial. Warga biasa yang hidup di kompleks perumahan biasa." kata tetangganya Binawan Widiarto kepada ABC.

“Anak-anaknya sering bermain di depan rumah kami. Bermain sepakbola, naik sepeda, memetik kembang.”

Neighbours of the family
Tetangga Dita di Surabaya yang mengetahui keberadaan keluarga tersebut sebelumnya.

ABC News: David Lipson

Foto-foto yang dipasang di akun Facebook juga menunjukkan keluarga itu melakukan kegiatan sehari-hari seperti banyak keluarga lainnya.

Ada gambar mereka sedang berlibur di Sumatera Utara bermain air, dan juga berjalan di hutan tropis.

“Saya sudah lama mengetahui keluarga ini, dan terakhir kali bertemu tidak ada beda sama sekali.” kata Samsul Hadi, seorang tetangga lainnya kepada ABC.

"Tidak ada perilaku yang aneh. Tidak ada tindakan yang tergesa-gesa."

Meski ada laporan sebelumnya bahwa keluarga tersebut pernah ke Suriah, tetangga yang mengatakan mengetahui keluarga Dita selama 10 tahun terakhir mengatakan mereka tidak pernah ke sana.

Dita, menurut tetangga, menghabiskan waktu mempersiapkan Ramadan di malam sebelum mereka meledakkan diri.

Polisi memperkirakan bahwa Dita adalah kepala organisasi Jemaah Ansharuut Daulah (JAD) di Jawa Timur, sebuah organisasi radikal yang sudah menyatakan mendukung ISIS.

Polisi juga mengukuhkan bahwa keluarga Dita ini tidak pernah pergi ke Suriah, seperti yang diduga sebelumnya.