ABC

Keluarga Katolik Indonesia Rayakan 30 Tahun Kiprahnya di Melbourne

toSekitar 400 umat Katolik di Melbourne hari Sabtu (23/9/2017) menghadiri misa dan malam perayaan ulang tahun Keluarga Katolik Indonesia (KKI) yang ke-30 di Gereja St Brigid, Fiztroy North.

Dibentuk di tahun 1987, yang bermula dari sektar 50 warga Katolik asal Indonesia, sekarang diperkirakan umat katolik di Melbourne sekitar 1000 orang.

Misa dipimpin oleh Chaplain (pastor gembala) umat KKI Bonifasius Buahendri SVD yang memang ditugaskan untuk melayani umat Katolik asal Indonesia.

Pastor Boni yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam misa tersebut didampingi oleh Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Melbourne, Monsinyur George Bennet, Pastor Ciril Bozic, pastor yang menangani masalah pengungsi dan migran, serta tiga pastor lainnya.

KKI adalah salah satu perkumpulan warga Indonesia yang terbesar di kota Melbourne.

Pastor Boni (tengah) memimpin misa bersama Vicaris Jenderal George Bennet (dua dari kiri)
Pastor Boni (tengah) memimpin misa bersama Vicaris Jenderal George Bennet (dua dari kiri) dan pastor lainnya di Gereja St Brigid.

Foto: Sastra Wijaya

Dalam perbincangan dengan wartawan ABC Sastra Wijaya, Pastor Boni Buahendri mengatakan bahwa warga Katolik asal Indonesia sekarang sudah tersebar di berbagai sudut kota Melbourne.

“Di tahun 1987 ketika KKI pertama kalinya dibentuk, misa untuk warga Indonesia dilakukan sebulan sekali di Box Hill. Sekarang ini, KKI sudah memiliki 8 wilayah, dan 4 kelompok kategorial, dan misa dilaksanakan setiap minggu dalam bahasa Indonesia di empat gereja Box Hill, Port Melbourne, Melbourne CBD dan Laverton,” kata Pastor Boni, yang sudah menjadi pendamping KKI Melbourne selama tiga tahun terakhir.

Menurut Pastor Boni, tema perayaan KKI tahun ini adalah Bertolaklah Lebih Dalam.

Yang dimaksudkan dengan bergerak lebih dalam adalah agar warga Katolik Indonesia lebih berbaur dan aktif di kegiatan gereja lokal, lebih aktif ikut dalam kegiatan bersama warga Kristen Indonesia lainnya, dan juga melakukan interaksi dengan warga Indonesia dari agama lainnya.

Sekitar 400 warga Katolik asal Indonesia hadir dalam perayaan ulang tahun KKI ke-30
Sekitar 400 warga Katolik asal Indonesia hadir dalam perayaan ulang tahun KKI ke-30

Foto: Sastra Wijaya

“Saya sudah melihat banyaknya keterlibatan warga Katolik di gereja-gereja lokal, dengan ikut menjadi anggota koor atau menjadi petugas gereja,” kata Pastor Boni.

KKI, menurut Monsinyur George Bennett dalam perbincangan singkat dari wartawan ABC Sastra Wijaya seusai misa, adalah salah satu dari komunitas diaspora di Melbourne yang memiliki dan menjalankan misa dalam bahasa asli mereka.

“Saya tidak ingat persis ada beberapa komunitas yang memilliki misa dalam bahasa mereka. Saya kira ada sekitar 30 komunitas. Yang saya tahu selain Indonesia, adalah kelompok dari Sudan Selatan, Vietnam, Kroasia, dan beberapa yang lain,” katanya.

Sementara itu, Ketua KKI yang sekarang Matheus Huang mengatakan bahwa KKI di Melbourne merupakan perkumpulan umat Katolik Indonesia terbesar kedua di Australia, setelah Sydney.

“Yang saya tahu di Sydney ada tiga pastor pendamping (chaplain) yang melayani umat Katolik asal Indonesia di sana,” katanya.

Setelah misa selesai, acara perayaan ulang tahun ke-30 KKI dilanjutkan dengan makan malam bersama dan hiburan musik dan tarian dari berbagai wilayah yang tergabung dalam KKI.

Salah satunya adalah penampilan alat musik tradisional Sasando dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dimainkan oleh Cha Satriani, mahasiswi S2 asal Kupang yang sekarang sedang belajar mengenai Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas Melbourne.

Cha Satriani (kanan) memainkan Sasando bersama Ipank Lay dalam malam hiburan setelah misa KKI.
Cha Satriani (kanan) memainkan Sasando bersama Ipank Lay dalam malam hiburan setelah misa KKI.

Foto: Sastra Wijaya