ABC

Keluarga Bantah Saudaranya Pelaku Bom Bunuh Diri di Suriah

Saudara dari pria yang diyakini sebagai warga Australia pertama yang menjadi pelaku bunuh diri di Suriah mengatakan bahwa adiknya masih hidup dan dalam keadaan  baik-baik saja di Turki.

Penyangkalan ini dikemukakan menyusul munculnya sebuah video online yang bertujuan untuk menunjukan serangan September lalu di sebuah pos pemeriksaan militer di Suriah oleh seorang pria yang sebelumnya diidentifikasi sebagai "Abu Asma al Australi".

Video tersebut menunjukkan seorang pria berdiri dengan bagian belakangnya dipenuhi bahan peledak yang terbungkus tulisan dan melafalkan ayat-ayat al-Qur’an.

"Hari ini seorang laki-laki sejati hidup di tanah jihad, mereka adalah saudara kita, mereka adalah muslim yang mempertahankan agama Alloh,” ucapnya dalam video tersebut. 

Video itu menunjukan  seorang laki-laki yang wajahnya disamarkan, dan kemudian memeluk pria tanpa identitas lainnya ketika berpamitan. Kemudian juga terlihat sebuah truk berlapis baja dengan kaca dibagian atasnya yang tampak melaju sebelum sebuah ledakan besar terlihat di kejauhan.

Kelompok Jabhat al Nusrah yang diduga memiliki kaitan dengan kelompok Al Qaidah mengklaim  bertanggung jawab atas serangan yang dilaporkan menewaskan 30 orang tentara di bandara udara militer itu.

Diketahui kepolisian Australia telah mengidentifikasi seorang pria yang diyakini menjadi pelaku pengeboman tersebut.

Pelaku diduga bernama Ahmed dari Brisbane, tapi saudara pria tersebut menyatakan mereka salah mengenali tersangka.

"Kami sudah berhubungan dengan otoritas di Australia dan kami memastikan kepada mereka kalau itu bukan saudara kami, karena dia ada di Turki, ” katanya kepada ABC.

“hanya karena hukum agama kami sedikit lebih fundamental tidak  berarti kami extrimis. Kita tidak memiliki perspektif ektrimis sama sekali. Kami mencintai negara ini.” tambahnya.

“Saudara saya tidak mungkin pergi dan membuat negara dan keluarga kami dalam masalah – dan semua hal yang kami upayakan sepanjang hidup kami.

“Apa yang terjadi diluar negeri kami tidak tahu, kita juga tidak setuju dengan tindakan itu. kita tidak setuju peperangan dan saudara saya  bukan orang semacam itu,”

Pelaku  fasih berbahasa arab

Dia mengatakan kepada AFP kalau dirinya ditawari pergi ke Turki untuk menemui saudaranya.

"Saya sudah berbicara dengan saudara saya dan ia mengatakan dirinya tidak bersedia bicara kepada mereka,”

Ia juga menambahkan saudaranya tidak fasih berbahasa arab seperti terdengar di video.

“Siapapun laki-laki itu ia berbicara bahasa arab dengan fasih. Saudara saya tidak  berbahasa seperti itu," katanya.

Polisi Federal Australia menolak berkomentar mengenai video ataupun penyelidikannya.

Meskipun demikian, ada beberapa keprihatinan mengenai jumlah warga Australia yang bepergian ke Suriah untuk terlibat didalam konflik.

Terlibat dalam peperangan semacam itu bertentangan dengan hukum  Australia, dan ini menjadi alasan utama Badan Intelejen Dalam Negeri ASIO merekomendasikan untuk membatalkan paspor atau menolak aplikasi visa dari 18n orang warga Australia yang hendak bepergian ke luar negeri pada tahun lalu.

Jelas masih ada beberapa yang berhasil lolos, tapi pemerintah Turki berusaha untuk melacak warga Australia yang diduga melakukan transit dinegaranya untuk menuju ke perbatasan Suriah.

Mereka juga membantu pihak berwenang Australia untuk  menyelidiki mereka dan memberikan informasi mengenai aktivitas warga Australia yang ditandai oleh AFP.