Kelola Hubungan Anda dengan Ponsel Anda
Bagaimana perasaan anda ketika menyadari ponsel anda tertinggal di rumah, atau didalam taksi? Apakah anda merasa kehilangan? Apakah anda merasa anda sangat menginginkan ponsel anda?
Tahun lalu, sebanyak 84 persen warga Australia diketahui memiliki sebuah smartphone – dan di kalangan anak muda, angka kepemilikan ponsel mencapai 94 persen.
Dan ketergantungan kita pada perangkat mobile ini semakin meningkat seiring berjalannya waktu, dan hal ini memicu berbagai masalah, kata Profesor David Levy dari Sekolah Informasi, University of Washington, Amerika Serikat (AS).
Ini adalah akibat dari kebiasaan yang tidak terpikirkan oleh kita dan kita telah ciptakan seputar penggunaan ponsel, seperti memeriksa notifikasi secara obsesif dan tidak sadar, kata Profesor Levy.
Dalam bukunya, Mindful Tech: How to Bring Balance to Our Digital Lives, dia berargumentasi menggunakan teknik mindfulness yang melibatkan didalamnya “pengamatan secara sadar” dan “refleksi” yang dapat membantu memecah kebiasaan buruk seputar penggunaan ponsel.
Tapi apa makna dari teknik ini dan mengapa ponsel memicu ketergantungan atau adiksi?
Adiksi seperti rokok dan gula
Kebiasaan yang kita bangun seputar ponsel pintar kita sangat kuat karena melibatkan sistem penghargaan didalam tubuh kita – sistem yang sama yang membuat makanan manis atau merokok begitu adiktif, Pusat Pendidikan Dokter Pusat Kajian Mindfullness di Fakultas Kedokteran di Universitas Massachusetts, AS, Dr. Judson Brewer mengatakan.
Dr Brewer telah menggunakan pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI) dan teknik lainnya untuk melihat proses otak ketika sampai pada keinginan dan kecanduan.
Saat kita mengalami pemicu (seperti kelaparan) ini menghasilkan perilaku (seperti makan). Hal ini, pada gilirannya, melepaskan zat kimia di otak yang disebut dopamin, yang menciptakan perasaan kesenangan sementara.
Menurutnya jika berkaitan dengan ponsel kita, pemicu sistem penghargaan ditubuh kita bisa jadi berbentuk stres.
Dia mengatakan bahwa hadiah berupa dopamin itu “terputus-putus” karena kita tidak pernah tahu kapan akun Facebook kita mendapat “Like”, email, pesan teks atau panggilan telepon akan tiba.
Itu berarti kita mengantisipasi lebih banyak dan mendapatkan pukulan lebih besar saat kita akhirnya mendapatkan ‘penghargaan’ [dari sistem tubuh] karena melakukan pengecekan telepon secara konstan.
“Jika kami tahu bahwa kami akan mendapatkan email setiap 30 detik, otak kami akan mulai menduga hal itu, dan itu tidak akan mendapat pukulan dopamin besar,” kata Dr. Brewer.
Gangguan konsentrasi
Keinginan untuk dopamin ini dapat mendorong anda memeriksa ponsel setiap beberapa menit – dan ini bisa secara serius mengganggu kekuatan konsentrasi anda.
Misalnya, saat Anda sedang bekerja, mengalihkan tugas untuk memeriksa telepon berulang kali memiliki konsekwensi, kata Profesor Levy.
Mengerjakan dua pekerjaan sekaligus membutuhkan waktu -– dimana waktu itu seharusnya kita gunakan untuk melakukan tugas yang seharusnya kita lakukan.
Kemudian ada kemungkinan hilangnya konsentrasi kita berkaitan dengan tugas ganda ini.
Professor Levy meneliti bagaimana kebiasaan ini berdampak pada kemampuan kita untuk berkonsentrasi didalam sebuah lingkungan kerja yang tipikal didalam sebuah penelitian mengenai manager sumber daya manusia.
Dia pertama menjadikan mereka berhasil melakukan serangkaian tugas – berbicara ditelepon, menulis email dan berbicara dengan seseorang – hanya dalam waktu 20 menit.
Kemudian, dalam kurun waktu 8 pekan, salah satu grup dilatih meditasi mindfulness, sebagian responden lainnya diajarkan teknik relaksasi tubuh, dan kelompok ketiga tidak mendapat pelatihan sama sekali.
Dia kemudian meminta mereka mengulangi tugas awal mereka dan mengatakan mereka yang belajar bermeditasi ‘ memiliki tingkat stress yang dilaporkan sendiri dan mereka lebih sedikit mengalihkan diri melakukan tugas yang lain.”
Sedangkan mereka yang menjalani pelatihan mindfulness mampu menahan perilaku seperti secara tiba-tiba membuka email atau membaca SMS ketika muncul – dan berhasil mempertahankan konsentrasi mereka pada tugas individual mereka lebih lama.
Bagaimana anda menggunakan ponsel?
Professor Levy tidak menganjurkan anda untuk meninggalkan ponsel anda sama sekali secara ekstrim, atau anda harus beralih menggunakan ponsel ‘jadul’ anda.
Langkah pertama adalah anda harus menyadari dan memikirkan, tentang bagaimana anda menggunakan ponsel anda,” katanya.
Professor Levy yang membuka kelas kursus meditasi mindfulness dengan pakar teknologi masa depan, dimana dia menggunakan latihan meditasi untuk membuat orang memikirkian pertanyaan berikut ini. Dan inilah cara meditasinya:
Meditasi ponsel:
- Pikirkan ponsel anda. Apa yang terjadi dengan pernafasan anda? Apakah postur tubuh anda berubah? Bagaimana tingkat emosi yang anda rasakan? Apa dampak ponsel terhadap tingkat konsentrasi anda?
- Ambil ponsel adan dan pegang ditangan anda. Jangan nyalakan atau membuka kuncinya, bagaimana perasanaan anda sekarang? Apa yang berubah?
- Buka kunci atau aktifkan ponsel anda, buka inbox email anda dan jangan membuka pesan apapun. Bagaimana perasaan anda?
- Buka sebuah email dan jawablah (jika anda bisa).
- Matikan ponsel anda dan letakan jauh-jauh h panda, bagaimana perasaan anda sekarang? Bagaimana dengan tempo pernafasan anda?
Menurut Professor Levy, orang merespon latihan ini secara berbeda-beda. Beberapa ada yang merasa gelisah, tempo pernafasan mereka berubah dan akhirnya ketika mereka mampu menyingkirkan ponsel mereka, mereka merasa lebih santai,” katanya.
Tapi dia mengatakan warga yang lain justru merasa semakin bersemangat dan bergembira dengan peluang menggunakan ponsel.
Sebaliknya, menurut Profesor Levy, latihan ini tidak ditujukan untuk menumbuhkan suatu reaksi tertentu, tapi lebih untuk mendorong anda untuk berpikir sejenak mengenai bagaimana perilaku penggunaan ponsel anda, dan apa yang dapat menyikapi situasi tersebut.
Sementara bagi mereka yang ingin berlatih sendiri melakukan meditasi ‘mindfulness ala Profesor Levy, berikut panduannya.
- Apa yang pakar lakukan:
- Professor Levy memulai pagi harinya dengan bermeditasi
- Dia memberi jeda pada hari itu dengan bermeditasi – bahkan sesuatu sesederhana memeriksa pernafasannya sambil berjalan menuju alat printer
- Dia berusaha untuk tetap sadar kapan dia menggunakan teknologi dan mengapa dia menggunakannya
- Untuk satu hari dari 7 hari dalam sepekan, dia menon-aktifkan seluruh perangkat komunikasinya.