ABC

Kejar Mimpi, Melissa Dewi Raih Gelar Doktor Nanoteknologi di Australia

Mahasiswa internasional asal Indonesia, Melissa Dewi, selama ini terkagum-kagum dengan ilmu pengetahuan alam. Kini, ia berhasil menggapai salah satu mimpi terbesarnya, yaitu menyelesaikan pendidikan doktoral di Australia.

Melissa datang ke Australia pada tahun 2011 karena mendapat beasiswa dari Institut Penelitian 'Ian Wark' di Universitas Australia Selatan, di Adelaide. Berasal dari Jakarta, ia menyelesaikan gelar sarjana dengan nilai terpuji di Universitas Curtin, Sarawak- Malaysia, dan ia sangat ingin melanjutkan hidupnya di bidang yang sangat ia suka, yakni nanoteknologi.

"Nanoteknologi adalah jurusan yang unik. Anda tak bisa melihat nanopartikel dengan mata telanjang, tapi mereka kuat, mereka sangat dibutuhkan untuk pencitraan molekul/ MRI bagi pengobatan kanker, pemurnian air, dll," ujarnya.
 
Melissa mengatakan, ia sudah tertarik pada sains sejak ia masih berusia empat atau lima tahun.
 
"Ibu dan ayah tak pernah kehabisan cerita lucu yang berhubungan dengan sains untuk dibacakan ketika saya masih kecil. Saya terbiasa mengajukan banyak pertanyaan dan saya akan mengulangi pertanyaan itu jutaan kali, termasuk membuat hipotesis konyol yang saya buat sendiri," ceritanya.
 
Kini, ia resmi menyandang gelar 'Doktor,' setelah menyelesaikan penelitian doktoral dan tesis PhD.
 
"Keluarga saya bangga terhadap saya karena mereka tahu saya akan menggunakan pengetahuan saya untuk membantu orang-orang dan memberikan kontribusi positif kepada dunia. Karena saya ingin melanjutkan karir penelitian di bidang akademis, menyelesaikan gelar PhD telah memberi saya banyak pengalaman untuk karir saya di masa depan, seperti kerja-tim, kepemimpinan, kreativitas dan inovasi," terangnya.
 
Penelitian Melissa berfokus pada pengembangan nanopartikel untuk penggunaan biomedis. "Ini akan memiliki dampak yang signifikan pada penelitian yang utamanya berhubungan dengan kesehatan," tuturnya.

Kegiatan Melissa tak melulu soal belajar dan penelitian. Ia juga suka bermain voli. (Koleksi pribadi)

"Australia adalah tempat yang bagus untuk belajar dan memiliki pengalaman hidup ekstra. Pemerintah Australia juga mendukung dan membuka diri bagi siswa internasional yang potensial dengan menawarkan beasiswa, hibah, dan bantuan keuangan lainnya, terutama dalam bidang sains dan penelitian teknik," ungkapnya.

Ia lantas menyambung, "Saya memilih Australia karena saya lihat Australia adalah jembatan ke seluruh dunia. Jadi saya pikir, ini adalah kesempatan baik bagi siapa saja yang tertarik untuk mempelajari sains, melakukan penelitian dan menggali pengetahuan dan keterampilan di sini. Jalani mimpi Anda. "

Melissa di laboratorium dengan teman-temannya di jurusan nanoteknologi. (Koleksi pribadi)