ABC

Kehadiran Label Pakaian Asing Ancam Produsen Garmen Lokal Australia

Kehadiran jaringan besar label pakaian internasional yang bergengsi di Australia tengah mengancam produsen garmen lokal, yang juga tengah berjuang melawan minimnya konsumen dan kompetisi dari situs belanja online.

Label-label internasional besar ternama seperti Zara, H&M, Topshop dan GAP telah membanjiri Australia untuk menantang produsen garmen lokal dan untuk mencicipi apa yang mereka sebut sebagai perekonomian Australia yang kuat.

Direktur properti komersial di Knight Frank, Richard Jenkins, mengatakan, ia mengerti mengapa label besar itu melakukan hal itu.

Peritel atau label pakaian internasional masuk ke pasar Australia untuk mencicipi perekonomian Australia yang kuat.

“Jika anda mencari pertumbuhan sebagai sebuah label internasional, tentu saja itu harus di luar Eropa dan Amerika Serikat. Australia – dilihat sebagai negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi selama 21 tahun – adalah tempat yang bagus untuk memulai,” jelasnya.

Tapi bukan itu yang dialami para produsen yang sudah ada sejak dulu, khususnya mereka yang ada di pusat-pusat perbelanjaan.

“Apa yang kita lihat selama beberapa tahun belakangan adalah peningkatan kekosongan penyewa dan sekarang kita berada pada rekor tertinggi dalam hal tingkat kekosongan toko ritel,” utara Richard.

Peritel mempertanyakan klaim atas perekonomian yang stabil

Selama 30 tahun, peritel Tony Christakakis menjual pakaian pria di Jalan Chapel, kiblat ‘fashion’ di Melbourne.

“Saya telah menyaksikan dua resesi, tiga kecenderungan untuk menurun. Saat ini seharusnya mengarah pada perekonomian yang stabil. Ini adalah yang terburuk yang pernah ada,” sebutnya.

Peritel musiman dan pedagang grosir di seluruh bagian Australia menuturkan cerita serupa.

Permintaan menurun karena konsumen tertarik pada hal lain, tapi sewa tempat meningkat dan mencapai rekor tertinggi.

Michael Abeysekera, direktur Dewan Industri Tekstil dan Pakaian Australia, menutup tokonya di Yarra Selatan.

“Kita kedatangan peritel besar dunia. Ditambah lagi, kita juga kedatangan peritel online besar yang menyerbu pasar ini. Ada sejumlah peritel online dari Inggris yang mengeruk nilai penjualan jutaan dolar per hari dari pasar ini,” kemukanya.

Layanan konsumen dijadikan nilai jual yang berbeda

Tapi tak hanya situs belanja online yang merusak peritel kecil.

Dengan anggaran yang dirahasiakan dan kemewahan ala ‘Great Gatsby’, direktur Baz Luhrmann baru-baru ini dipekerjakan untuk melakukan pembukaan pusat perbelanjaan baru senilai 1,2 milyar dolar di pusat Melbourne, yang dinamai ‘Emporium’.

Emporium menawarkan daftar panjang peritel asing seperti Victoria’s Secret dan Uniqlo.

Pada hari pembukaan, Baz menawarkan konsultasi gratis bagi peritel yang khawatir atas ancaman situs belanja online.

“Apa yang anda bisa lakukan sementara tak bisa dilakukan online?. Sentuhan manusia. Pelayanan, interaksi. Saya bahkan sadar betapa internet telah membantu lingkungan ritel menaikkan standard kompetisi mereka,” ujarnya.