Kecelakaan Pesawat Garuda 10 Tahun Lalu
Sepuluh tahun sejak 21 orang tewas dalam peristiwa jatuhnya pesawat Garuda GA200 di Yogjakarta, Indonesia, Perdana Menteri Malcolm Turnbull meletakan karangan bunga di Kedutaan Besar Australia di Jakarta untuk mengenang warga Australia yang tewas dalam musibah tersebut.
Pada 7 Maret 2007, pesawat GA 200 milik Maskapai Garuda Indonesia tergelincir dan terbakar di Bandara Adisutjipto, Yogyakarta setelah pilot pesawat itu mendekati bandara dengan kecepatan yang terlalu tinggi,
5 dari korban tewas adalah warga Australia yang pergi ke kota itu sebagai bagian dari delegasi yang meliput kunjungan Menteri Luar Negeri Australia ketika itu Alexander Downer.
Korban tewas itu adalah personil Kepolisian Federal Australia (AFP), Brice Steele dan Mark Scott, Morgan Mellish dari surat kabar Australian Financial Review, Liz O’Neill dari Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) dan Allison Sudradjat dari AusAid.
Banyak lagi penumpang lainnya yang terluka parah, Menlu Alexander Downer berada di pesawat berbeda.
Perdana Menteri Malcolm Turnbull tengah berada di Jakarta selama satu hari untuk menghadiri event Indian Ocean Rim Association Summit.
Menteri Ciobo meminta maaf
Sementara itu, melalui akun Twitternya, Menteri Perdagangan Australia, Steven Ciobo menyampaikan permohonan maaf setelah kantornya menerbitkan pernyataan pers mempromosikan penerbangan Maskapai Garuda antara Indonesia dan Australia.
Menteri Ciobo, yang juga berada di Jakarta, meminta maaf atas ‘ketidakpekaan’ ini.
Keselamatan penerbangan sipil Indonesia telah lama dalam sorotan. Pada Februari tahun ini, Garuda Boeing 777-800 yang membawa 130 orang juga tergelincir dari landasan pacu di Yogyakarta. Namun tidak ada korban luka dalam kejadian ini.
Diterjemahkan pada pukul 21:00 WIB, 7/3/2017 oleh Iffah Nur Arifah dari artikel Bahasa Inggris disini.