ABC

Kecanduan Media Digital Pengaruhi Perkembangan Otak

Terlalu banyak menghabiskan waktu untuk piranti seperti ponsel pintar dan tablet bisa mengakibatkan kecanduan dan bahkan mempengaruhi perkembangan anak. Disarankan, pendekatan terbaik adalah kombinasi teknologi dan tradisi.

Salah seorang yang kecanduan piranti digital adalah musisi Jazz Sinj Clarke."Saat terburuk, saya tak sadar betapa [kecanduan itu] mengendalikan hidup saya," ucapnya kepada ABC.

"Bukannya berlatih selama satu atau dua jam tanpa henti, saya sebentar-sebentar mengecek telepon. Begitu juga dengan kegiatan seperti membaca. Kecanduan berat," tambah Clarke.

Namun, terus-menerus menggunakan telepon merupakan hal yang sudah dianggap lazim oleh masyarakat, jelasnya.

Clarke mengatakan, terkadang ia bangun tengah malam dan mengecek ponselnya. Ia juga sebentar-sebentar melihat layar ponselnya saat menghabiskan waktu dengan orang lain.

Dengan membatasi waktu di media sosial, Clarke justru merasa lebih dekat dengan keluarga dan teman-temannya.

Menurut ahli psikologi Jocelyn Brewer, yang bekerja sebagai penasihat bagi anak-anak sekolah, kegiatan di piranti digital menstimulasi zat-zat kimia yang memicu rasa senang di otak kita, namun juga mengakibatkan rasa gugup dan sulit konsentrasi.

Brewer telah membantu anak-anak yang depresi mengatasi kecanduan terhadap piranti digital.

"Seperti halnya kecanduan lain, dopamine juga membangun jalur ganjaran. Saat anda melakukan kegiatan yang menyenangkan, anda ingin terus-menerus melakukan itu dan terus merasakan rasa menyenangkan itu," ucapnya.

Yang jadi masalah bukan hanya pirantinya, tapi juga apa yang dilakukan dengan piranti itu, lanjut Brewer.

Saat ini, sudah ada panduan tentang berapa banyak waktu yang sebaiknya dihabiskan oleh anak-anak mulai usia dua tahun untuk melakukan kegiatan dengan piranti digital.

Menurut pakar pendidikan Kate Highfield, penting bagi anak-anak untuk menyeimbangkan antara bermain di piranti digital dan bermain di dunia nyata.

Meskipun komputer, tablet dan piranti lainnya bisa jadi alat yang mendidik, ada anak-anak yang terlalu bergantung pada media digital.

"Ada beberapa kekhawatiran, seperti dalam hal kemampuan penglihatan, kemampuan motorik halus, menggenggam pensil dan lainnya, seperti sikap tubuh, karena anak-anak membungkuk untuk melihat [tablet]," jelas Highfield.

Yang paling mengkhawatirkan adalah waktu yang dihabiskan dengan media digital seharusnya bisa dihabiskan untuk kegiatan lain yang membangun keahlian lainnya.

"Kalau saya menggunakan media digital, bermain dan membaca buku digital, ini mungkin berarti saya tidak bermain dengan balok, melukis menggunakan cat atau bermain-main di luar," ucap Highfield.

Menurutnya, pendekatan yang terbaik adalah kombinasi teknologi dan tradisi.