Kebanyakan Orang Tanpa Anak di Australia Mengaku Tidak Menyesal
Kebanyakan orang di Australia yang tidak memiliki anak dalam hidupnya menyatakan tidak menyesal, namun mengaku mendapat tekanan karena tidak menjadi orangtua.
Demikian terungkap dari hasil penelitian Bronwyn Harman, dosen psikologi pada Edith Cowan University di Perth. Dia meneliti 559 responden usia di atas 35 tahun dan tidak memiliki anak.
"Ada orang yang tak beranak dan ada orang yang tanpa anak. Orang tanpa anak ini memilih untuk tidak akan memiliki anak seumur hidupnya," jelas Dr Harman kepada ABC pekan ini.
"Sedangkan orang yang tak beranak adalah mereka yang sebenarnya ingin punya anak tapi karena satu dan lain hal belum juga memiliki anak," tambahnya.
Dijelaskan, bagi para responden yang telah berusia 50 tahun ke atas dan memilih tidak memiliki anak, tiga perempat di antaranya menyatakan tidak menyesali keputusannya. Hanya seperempat di antara mereka yang menyatakan menyesal.
Dr Harman mengatakan, karena risetnya melibatkan responden yang bersifat anonim, maka kemungkinan hasilnya pun berbeda karena mereka jdi lebih terbuka dalam menjawab.
Dari 75 persen responden yang menyatakan tak menyesali keputusannya itu, kebanyakan di antaranya tidak bisa menjawab mengapa mereka tidak menjadi orangtua.
"Ada yang mengatakan tidak berbakat jadi ibu atau ayah, ada yang bilang terlalu mahal punya anak, dan ada pula yang memang tidak menyukai anak-anak," jelasnya.
Dr Harman menjelaskan, tekanan sosial untuk memiliki anak di Australia bisa dibilang cukup tinggi, kebanyakan bersumber dari keluarga dan teman sendiri.
"Riset saya ini menunjukkan bahwa perempuan yang memilih tak punya anak biasanya mendapat komentar jauh lebih negatif dibandingkan komentar terhadap yang pria," katanya.
"Australia terbilang negara pro-natal erbesar di dunia. Kita percaya bahwa hidup ini berkembang dengan cara kita tumbuh, bertemu pasangan yang cocok, kawin dan punya anak keturunan," jelas Dr Harman.
Seorang pendengar radio 720 ABC Perth bernama Karen mengaku tidak ingin punya anak dan teman-temannya selalu mengingatkan suatu saat dia akan menyesali keputusannya sendiri.
Karen sudah kawin dan tadinya suaminya juga punya pandangan bahwa "orang kawin untuk punya anak keturunan", namun menurut Karen kini pandangan suaminya itu juga sudah berubah.
Pendengat lainnya bernama Di mengaku selalu mendapat tekanan saat masih muda dan memutuskan tidak ingin punya anak. Ia juga mengaku tidak menyesali keputusannya itu.
Sementara itu, bagi mereka yang menyesali keputusannya, menghubungkan kondisi tanpa anak dengan perasaan kesepian.
"Umumnya mereka hidup menjomblo dan kini menyesali mengapa tidak berkeluarga dan punya anak keturunan," jelas Dr Harman.