Kebakaran Tambang Batubara Bisa Bertahan Ratusan Tahun
Sejak awal Februari lalu, tambang batubara di daerah Morwell, Victoria, Australia, dilanda kebakaran. Api yang disebabkan oleh kebakaran hutan menyambar lapisan batubara dan sejak saat itu kota yang terletak di lembah Latrobe pun diliputi asap.
Menurut Profesor David Cliff, pakar keselamatan tambang dari University of Queensland, jauh lebih sulit memadamkan kebakaran di tambang ketimbang di hutan.
"Tak seperti kayu, saat batubara memanas, memiliki massa thermal yang amat sulit dipadamkan. Batubara coklat Victoria ini batubara kelas rendah. Masih muda secara geologis, dan rawan tersulut api. Ini tambang batubara dengan lapisan yang tebal. Ketebalannya 30 meter dan amat dekat dengan permukaan. Jadi, apapun yang masuk ke dalam tambang akan menyulut api di lapisan," jealsnya.
Seperti halnya kebakaran lain, kebakaran batubara butuh interaksi tiga elemen dasar yaitu karbon, oksigen dan panas. Reaksi tersebut kemudian akan menghasilkan karbon dioksida, karbon monoksida dan uap air.
Namun, penyulutnya tak harus datang dari luar. Bisa juga terjadi penyulutan spontan (spontaneous combustion) karena batubara sifatnya sangat mudah bereaksi terhadap oksigen, hingga akan menghasilkan karbon dioksida, yang pada gilirannya nanti akan menghasilkan panas, yang lama kelamaan akan bisa menjadi kebakaran.
Kebakaran batubara adalah sesuatu yang cukup umum terjadi, jelas Cliff, di Australia, rata-rata satu tambang batubara bawah tanah pernah mengalami insiden terkait batubara yang memanaskan diri. Para pekerja tambang berusaha meminimalisir interaksi antara udara dan batubara agar resiko kebakaran tetap rendah.
Bahkan, batubara bisa terus terbakar bertahun-tahun, bila jumlahnya banyak, lanjutnya. Ada beberapa tempat yang disebut 'gunung terbakar' di Australia, yang memiliki simpanan batubara di bawah tanah yang berusaha keluar hingga permukaan, seraya mengeluarkan asap.
Ada kebakaran di Australia dan negara-negara lain yang terus berlangsung setelah ratusan tahun. Salah satunya adalah di Burning Mountain di negara bagian New South Wales, yang telah berlangsung selama setidaknya 6.000 tahun.
Bahaya kebakaran batubara tidak hanya panasnya. Kebakaran macam ini menghasilkan abu, debu dan sulfur dioksida yang bisa mengganggu masyarakat sekitar, dan juga menyumbang gas rumah kaca.
Para pemadam kebakaran seringkali kesusahan memadamkan kebakaran batubara.
"Cara memadamkan api ini adalah dengan mendinginkan dan menjauhkannya dari udara. Namun, uap karbon monoksida dan karbon dioksida dari api yang begitu besar bersifat beracun dalam jarak dekat, dan luar biasa panas, jadi para pemadam tak bisa terlalu dekat," jelas Cliff.
"Anda harus awali prosesnya dengan menyemprotkan air dalam jumlah banyak menggunakan selang air tekanan tinggi dari jarak aman. Kemudian, saat anda mulai menurunkan suhu, barulah anda bisa melakuan hal lain untuk menghalangi akses udara," tambahnya.
Dalam kasus kebakaran di negara bagian Victoria, diperlukan banyak sekali air, dan mungkin harus membuldozer tanah untuk mengubur api.