ABC

Katib Aam PBNU: Penentang Ahok Dimanipulasi Kelompok Garis Keras

Salah satu tokoh senior organisasi muslim terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU), mengatakan bahwa mereka yang melakukan protes terhadap Gubernur DKI Jaya Basuki Tjahaja Purnama telah dimanipulasi oleh kelompok garis keras di Indonesia.

Pernyataan itu dikemukakan Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf, di saat Ahok akan memberikan kesaksian dalam sidang kasus penistaan yang dituduhkan terhadapnya hari Selasa (4/4/2017).

Kasus penistaan ini telah membelah pendapat warga Muslim di Indonesia, dan sudah beberapa kali terjadi protes besar di Jakarta terhadap Ahok.

KH Yahya Cholil Staquf mengatakan bahwa salah satu ayat di dalam Al Quran – yang menyatakan warga Muslim dan non Muslim tidak boleh bersekutu – telah disalahartikan oleh pimpinan FPI seperti Rizieq Shihab dan yang lainya.

“Saya tidak mau (Ahok) dinyatakan bersalah, karena menurut saya itu tidak benar,” kata KH Yahya kepada ABC.

“Yang saya yakini adalah bahwa Ahok tidak bersalah, dan kasus yang dituduhkan terhadapnya, hanyalah rekayasa dalam rangka pemilihan gubernur Jakarta,” tambah KH Yahya.

NU adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia, dengan pengikut diperkirakan sekitar 50 juta orang.

KH Yahya Staquf mengatakan ajaran “orthodox Islam” memfokuskan pada tafsir Al Quran yang tidak mengikuti jaman.

“Ada bagian-bagian penting dalam pengajaran Islam yang harus ditafsirkan sesuai dengan kehidupan modern,” katanya lagi.

Pilkada dan persidangan dilakukan bersamaan

Putaran kedua pilkada DKI ini akan dilakukan tiga pekan lagi, yaitu tanggal 19 April 2017.

Ahok akan bersaing ketat dengan Mantan Mendikbud Anies Baswedan, yang mendapatkan dukungan dari beberapa kelompok Islam konservatif termasuk FPI.

Kampanye pilkada ini dilakukan bersamaan waktunya dengan persidangan terhadap Ahok dalam kasus penistaan agama.

Persidangan hari ini akan fokus pada pemeriksaan Ahok sebagai terdakwa.

Jakarta Governor Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama greets supporters on election day.
Ahok akan bertarung melawan Anies Baswedan di putaran kedua pilkada DKI.

AP: Dita Alangkara

KH Yahya Staquf mengatakan mereka yang menentang Ahok merupakan bagian dari kelompok konservatif yang semakin berkembang di Indonesia.

Menurut dia, kelompok konservatif tidak puas dengan UUD 1945 yang menyatakan bahwa semua warga negara memiliki hak yang sama tanpa memandang latar belakang agama.

“Ini bukan tantangan baru bagi kami. Kami sudah menghadapi tantangan seperti ini sebelumnya dalam sejarah Indonesia,” katanya.

“Saya bisa mengatakan kami sudah menang, namun tantangan terhadap pandangan agama kami semakin banyak dan semakin kuat,” katanya.

Dia mengatakan bahwa pandangan konservatif ini banyak mendapat dukungan dari Arab Saudi dan Qatar.

Polisi beberapa lalu menangkap lima orang dengan tuduhan melakukan makar berkenaan dengan protes di Jakarta minggu lalu.

Polisi mengatakan bahwa mereka berencana menduduki gedung DPR, dan melakukan protes ilegal di hari pilkada 19 April 2017.

Jurubicara Polri Argo Yuwono mengatakan pihak yang menyelenggarakan protes berencana menabrakkan truk ke pagar gedung parlemen, dan massa akan masuk melalui pagar yang roboh tersebut.

Polisi juga mengatakan akan memanggil putra mantan Presiden Suharto, Tommy Suharto, mengenai dugaan keterlibatannya dengan protes anti Ahok tersebut.

Diterjemahkan pukul 12:00 AEST 4/4/2017 dan simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini