ABC

Kasus Melukai Diri Sendiri 200 Kali Lipat Di Kalangan Pengungsi Di Australia

Penelitian terbaru menemukan tingkat kasus melukai diri sendiri di kalangan pencari suaka di fasilitas penahanan lepas pantai lebih tinggi 200 kali lipat dibandingkan kasus serupa yang ditangani rumah sakit di kalangan masyarakat Australia

Tingkat kasus melukai diri di kalangan pengungsi

Tingginya kasus melukai diri di kalangan pengungsi:

  • Jumlah pencari suaka di Nauru yang melukai dirinya sendiri mencapai 260 insiden per 1.000 orang
  • Peneliti mengatakan angka-angka itu merupakan perkiraan “konservatif paling baik” karena tingkat melukai diri sendiri yang tidak dilaporkan tidak diketahui
  • Pemerintah mengklaim bahwa melukai diri sendiri telah meningkat di bawah undang-undang Medevac – klaim yang dibantah oleh dokter yang bekerja dengan pencari suaka

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh sejumlah peneliti dari Universitas Melbourne ini memeriksa semua insiden melukai diri sendiri yang dilaporkan antara kurun waktu Agustus 2014 dan Juli 2015 dan menemukan ada total 949 insiden selama periode 12 bulan tersebut.

Data yang dikeluarkan oleh Pemerintah Australia di bawah undang-undang Kebebasan Informasi ini menunjukkan tingkat kasus melukai diri tertinggi terjadi di penahanan lepas pantai, yaitu sebanyak 260 insiden per 1.000 orang di Nauru dan 54 insiden per 1.000 orang di Pulau Manus.

Pencari suaka perempuan di Nauru secara signifikan lebih cenderung melukai diri sendiri daripada laki-laki.

Mereka yang berada dalam tahanan komunitas memiliki tingkat insiden melukai diri sendiri lebih rendah yakni 27 insiden per 1.000 orang, sementara mereka yang tinggal dalam pemrosesan berbasis komunitas memiliki tingkat insiden melukai diri sendiri yang jauh lebih rendah yakni 5 per 1.000 orang.

Keluarga pencari suaka makan bersama
Para pencari suaka dalam pengaturan berbasis komunitas ditemukan jauh lebih kecil kemungkinannya untuk melukai diri sendiri.

ABC News: Samantha Jonscher

Sebagai perbandingan, kejadian peristiwa melukai diri sendiri yang ditangani di rumah sakit di kalangan komunitas Australia selama 2012-2013 hanya 1,2 per 1.000 orang.

Peneliti utama Kyli Hedrick dari Fakultas Populasi dan Kesehatan Melbourne mengatakan, ini adalah studi pertama yang meneliti seluruh populasi pencari suaka dan menemukan tingkat melukai diri sendiri yang “sangat tinggi” dalam penahanan lepas pantai.

Menurutnya mengingat tidak ada data mengenai kasus melukai diri yang tidak dilaporkan, maka hasil penelitian ini dapat dianggap sebagai angka konservatif.

Kyli Hedrick juga memperkirakan jumlah pasti dari insiden melukai diri sendiri yang sesungguhnya di Pulau Manus jauh lebih tinggi.

“Sementara, tingkat melukai diri sendiri di penahanan darat juga meningkat 15 persen sejak penelitian sebelumnya yang melihat data dari 2009 hingga 2011,” katanya kepada ABC.

Namun demikian, penelitian ini juga mencatat pemerintah Australia tidak melakukan pemantauan sistemik tentang insiden melukai diri sendiri di kalangan para pencari suaka .

“Memperkenalkan mekanisme pemrosesan berbasis komunitas, serta pemantauan independen tentang kejadian melukai diri sendiri, sangat penting bagi kesehatan para pencari suaka,” kata Kyli Hedrick.

ABC telah menghubungi Departemen Dalam Negeri untuk menanggapi pemberitaan ini.

‘Trauma yang signifikan sebelum kedatangan di Australia”

pencari suaka di Pulau Manus
Insiden melukai diri sendiri di Pulau Manus melonjak selama Mei dan Juni setelah pemilihan.

Supplied

Komisioner hak asasi manusia Edward Santow mengatakan kepada ABC bahwa kewajiban hak asasi manusia internasional Australia termasuk memastikan para pencari suaka memiliki hak untuk mencapai standar tertinggi kesehatan fisik dan mental.

“Banyak orang yang ditahan di fasilitas penahanan imigrasi telah mengalami trauma yang signifikan sebelum mereka tiba di Australia,” katanya.

“Selama beberapa tahun, Komisi telah melaporkan keprihatinan yang signifikan mengenai penyediaan perawatan kesehatan mental bagi para pencari suaka dan pengungsi dalam penahanan imigrasi.”

Pada bulan Mei, ABC melaporkan terjadi lonjakan insiden melukai diri sendiri dan percobaan bunuh diri di Pulau Manus setelah Pemilihan Federal.

Hampir 30 orang pencari suaka dan pengungsi telah melukai diri sendiri di Manus dalam kurun waktu 10 hari setelah pemilihan 18 Mei 2019

Perdana Menteri Scott Morrison di Pulau Christmas
Perdana Menteri Scott Morrison mengumumkan pada bulan Februari bahwa pusat penahanan Pulau Christmas akan dibuka kembali.

ABC: Eliza Borrello

Pemerintahan Scott Morrison telah berjanji akan membatalkan undang-undang evakuasi medis, yang memungkinkan pengiriman mereka yang berada dalam pemrosesan lepas pantai di Pulau Manus dan Nauru untuk menerima bantuan medis atau psikiatrik di Australia.

Ketika undang-undang disahkan pada awal 2019, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi memujinya sebagai tindakan kemanusiaan yang menyelamatkan jiwa.

Departemen Dalam Negeri berpendapat bahwa undang-undang tersebut telah menyebabkan para pencari suaka melukai diri lebih tinggi dari biasanya karena dianggap sebagai cara paling efektif untuk dipindahkan ke Australia. Klaim ini ditolak oleh dokter yang bekerja dengan pengungsi.

Akhir tahun lalu, psikiater terkemuka menuduh pemerintah Australia telah mengabaikan bukti kalau telah terjadi krisis kesehatan mental di kalangan anak-anak yang berada di fasilitas pemrosesan lepas pantai di Nauru.

Pemerintah Scott Morrison mengumumkan pada bulan Februari bahwa semua anak telah pergi atau akan meninggalkan fasilitas di negara kepulauan itu untuk dimukimkan kembali di AS.

Diterbitkan ulang dari artikel ABC Australia disini.