ABC

Kasus HIV di Kalangan Penduduk Pribumi Meningkat Dua Kali Lipat

Penduduk pribumi Australia semakin jauh tertinggal kemajuannya dalam upaya penanganan kasus HIV dan infeksi menular seksual (IMS) dibandingkan dengan populasi Australia lainnya. Demikian kesimpulan hasil temuan sebuah penelitian terbaru.

Laporan tahunan yang diterbitkan oleh Kirby Institute Universitas New South Wales menemukan, kasus penyakit HIV yang terjadi di kalangan penduduk pribumi pria mencakup 3% dari total populasi Australia. Angka ini meningkat dua kali lipat dalam 5 tahun terakhir, dari sebelumnya 6,2 persen naik menjadi 12,4 persen.
Sementara itu, jumlah kasus penyakit HIV yang dilaporkan di kalangan penduduk non pribumi justru mengalami penurunan sebesar 12 persen.
Penelitian ini juga mendapati, lebih banyak kasus HIV di kalangan penduduk pribumi dikaitkan dengan kebiasaan kontak seksual berlainan jenis (heteroseksual) dan penggunaan narkoba jarum suntik, dibandingkan penduduk non pribumi.
Penasehat kesehatan penduduk Aborijin dari Institut Riset Medis dan Kesehatan Australia Selatan, Associate Profesor James Ward, mengatakan, penekanan upaya pengobatan dan pencegahan HIV untuk populasi yang lebih luas tidak mencapai kawasan terpencil di Australia.
“Strategi tes dan pengobatan HIV ini kemungkinan tidak sampai ke penyedia pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat Aborijin yang pada pokoknya dilakukan oleh lembaga ‘Aboriginal Medical Services’.

Associate Professor Ward mengatakan, pengobatan pencegahan HIV seperti obat PrEP belum diadopsi di komunitas Aborigin semudah di komunitas gay di seluruh Australia.
“Mengingat di komunitas pribumi sudah terdapat angka penderita yang tinggi dan banyak pengobatan sudah dijalani oleh mereka … [maka] mencoba untuk menyusun konsep bagaimana seseorang di komunitas Aborigin kemungkinan dapat mengkonsumsi obat itu untuk mencegah penyakit memiliki sejumlah isu dan merupakan sesuatu yang perlu diatasi,” katanya.

Penasehat Kesehatan Warga Aborijin dari Institut Kirby UNSW, James Ward
Penduduk pribumi Australia terus tertinggal kemajuannya dalam kasus HIV dan penyakit Infeksi Menular Seksual (SMI) dibandingkan dengan populasi yang lebih luas, demikian temuan riset terbaru.

Source: ABC News

Untuk memperbaiki metode jangkauan pengobatan dan pencegahan HIV ke kawasan-kawasan terpencil, Associate Professor Ward mengatakan, pemerintah pada semua tingkatan perlu berkomitmen untuk melakukan pendidikan kesehatan dan pelayanan klinis yang komprehensif.
“Saya kira kita membutuhkan strategi jangka panjang, insiatif-inisiatif seperti pendidikan masyarakat, seperti peran perbaikan layanan klinis untuk menurunkan jumlah kasus penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS).”

Kasus IMS juga tinggi di kalangan masyarakat pribumi

Laporan ini juga menyebut adanya proporsi kasus penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) yang lebih tinggi di kalangan masyarakat pribumi, dengan tingkat infeksi gonore sepuluh kali lebih tinggi daripada populasi Australia lainnya.
Dalam laporan ini disebutkan, jika di kalangan penduduk non pribumi kasus gonore mengalami penurunan sebesar 94 persen, di kalangan warga pribumi Australia penurunannya hanya 22 persen.
Epidemiolog dari Kirby Institut, Associate Professor Rebbecca Guy mengatakan, penelitian ini juga menemukan jumlah kasus infeksi sifilis di kalangan warga Aborijin dan Torres Strait Islander 6 kali lebih tinggi dibandingkan kasus infeksi di kalangan penduduk Australia lainnya.

“Dalam hal penyakit IMS di kalangan warga Aborijin, untuk penyakit sifilis terjadi wabah yang berlangsung di wilayah-wilayah terpencil Australia,” katanya.
“Sudah banyak upaya dilakukan untuk berusaha dan mengontrol wabah ini dan upaya tersebut masih terus berlangsung.”

Laporan ini juga menemukan jumlah infeksi di kalangan warga pribumi Australia terus meningkat meski sudah ada kemajuan pengobatan dan layanan kedokteran bagi penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) dan virus-virus yang ditularkan melalui darah.”

Associate Professor Ward mengatakan, temuan dalam penelitian ini tidak menunjukan komitmen untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Aborijin.

Sementara itu jumlah kasus kutil kelamin telah menurun selama sembilan tahun terakhir karena vaksinasi sekolah.
Associate Professor Guy mengatakan, program ini memiliki dampak yang signifikan terhadap masyarakat Aborijin.
“Ada beberapa kabar baik tentang penyakit IMS di kalangan orang-orang Aborijin karena pengenalan vaksinasi HPV di Australia yang juga melindungi warga dari penyakit kutil kelamin,” katanya
“Sejak tahun 2007, terjadi 91 persen penurunan kasus penyakit kutil kelamin.”

Tingkat keberhasilan di kalangan non pribumi tinggi

Jumlah kasus HIV di kalangan penduduk non pribumi tetap stabil selama 5 tahun terakhir berkat peningkatan tes dan pengobatan HIV.
Penelitian ini menemukan lebih dari 90 persen penderita HIV, kini, memiliki tingkat virus yang berada di bawah batas deteksi.
Associate Professor Guy mengatakan, seiring dengan meningkatnya program tes dan pencegahan HIV yang dilakukan, tes mandiri penyakit HIV juga diperlukan untuk memperbaiki tingkat kejadian kasus ini di Australia.
“Saat ini tes HIV mandiri memang belum tersedia secara komersil dan alat ini akan memungkinkan orang melakukan tes HIV di rumah yang mungkin nantinya akan semakin meningkatkan tes HIV di masyarakat,”
“Hal lainnya adalah mendapatkan akses ke profilaksis pra-pemaparan dan itu adalah obat HIV yang perlu diminum orang setiap hari untuk mencegah diri mereka tertular HIV.”
Diterjemahkan pukul 17.35 WIB, 14/11/2016, oleh Iffah Nur Arifah dari artikel Bahasa Inggris disini.