ABC

Kasus Bayi Gammy: Junta Militer Thailand Timbang Pelarangan Ibu Pengganti

Junta militer Thailand tengah mempertimbangkan untuk merancang hukum yang melarang adanya ibu pengganti komersil. Hal ini menimbulkan ketidakpastian bagi warga Australia yang telah memiliki calon ibu pengganti di negeri gajah putih tersebut.

Kasus bayi Gammy telah mengarah ke pengkajian ulang hukum ibu pengganti komersil di Thailand. (Foto: Reuters, Damir Sagolj)
Perubahan ini datang di tengah kontroversi yang melibatkan pasangan asal Australia Barat, yang dituduh meninggalkan bayi laki-laki mereka yang baru lahir –yaitu Gammy yang menderita ‘down syndrome’- oleh ibu pengganti sewaan mereka di Thailand. Pasangan Australia ini hanya membawa pulang kembaran perempuan Gammy yang sehat.

Kemudian diketahui bahwa sang ayah, yakni David Farnell, memiliki 22 tuduhan bersalah atas kasus seks anak, termasuk hubungan tak pantas dan melanggar hukum dengan gadis perempuan muda berusia 7 tahun, ketika ia masih berumur 20 tahunan. Namun David mengatakan, anak perempuan itu ‘aman 100%’ dalam perawatannya.

Majelis Nasional Thailand yang baru terbentuk, yang didominasi oleh anggota militer, kini tengah menyusun rancangan undang-undang tersebut.

Ketika disetujui, sistem ibu pengganti hanya bisa terjadi ketika pasangan telah menikah dan seorang kerabat terlibat.

Rancangan undang-undang ini juga mencakup aturan agar sang bayi tetap berada di ibu penggantinya antara 3 hingga 6 bulan untuk disusui asi.

Sang ibu pengganti juga akan disebut sebagai ibu sah dari si bayi.

Junta militer tak ingin Thailand menjadi pasar ibu pengganti dan berharap agar negaranya segera meniadakan praktek ini, dan mengakhiri pasar luar negeri yang sangat menguntungkan ini.

Masih belum jelas bagaimana nasib warga Australia yang telah melakukan kontrak ibu pengganti di Thailand.

Ibu pengganti Gammy asal Thailand, yang miskin dan berusia 21 tahun, mengungkapkan kepada ABC pada awal bulan Agustus ini, bahwa ia melahirkan bayi kembar tersebut setelah setuju untuk menjadi ibu pengganti bagi janin David dan istrinya, Wendy, dengan janji pembayaran sebesar 16.000 dolar.

Pattaramon mengklaim pasangan Australia tersebut menolak bayi Gammy dan kembali ke Australia hanya dengan saudara perempuannya yang sehat. Namun pasangan itu membantah telah meninggalkan Gammy.

Minggu lalu, Menteri Luar Negeri Julie Bishop mengatakan, ia telah berbicara dengan Penguasa Thailand terkait isu ini.

Otorita Thailand mengungkapkan, Pattaramon tak akan ditindak dengan tuduhan apapun.

Meski demikian, dokter dan pemilik klinik yang terlibat dalam kasus ibu pengganti ini akan dituntut – mereka bisa menghadapi hukuman penjara 3 tahun.

Sejak kasus bayi Gammy muncul, sejumlah klinik kesuburan telah digerebek dan ditutup.