ABC

Karyawan Tidak Paham Cara Kerja Internet, Ratusan Ribu Situs Terblokir

Lembaga pengawas perusahaan di Australia mengakui telah secara tidak sengaja memblokir 250.000 situs-situs lantaran stafnya salah memahami fitur dasar teknologi internet.
 

Komisi Keamanan dan Investasi Australia (ASIC) melakukan blunder ketika mencoba blacklist sejumlah kecil situs yang diduga melakukan penipuan terhadap warga Australia.

Dalam penjelasannya kepada parlemen mengatakan staf yang diperintahkan untuk melakukan pemblokiran terhadap situs-situs penipuan itu tidak menyadari kalau pemblokiran akses yang dilakukannya mempengaruhi banyak host lainnya yang menggunakan alamat protokol internet atau IP Address yang sama.

Pihak ASIC menjelaskan pada bulan April tahun lalu pihaknya memblokir akses ke dua situs asing yang disebut Global Capital Wealth dan Global Capital Australia.

Dalam proses pemblokiran itu ternyata ikut menutup akses ke lebih dari 1.000 situs lain yang menggunakan alamat IP yang sama, termasuk kelompok pendidikan publik yang menamakan diri Melbourne Free University.

Badan pengawas itu mengatakan setelah mengetahui masalah itu pihaknya langsung mencabut pemblokiran tersebut dan melakukan review.

Dari hasil peninjauan itu terungkap kalau ternyata pada proses yang sama sebelumnya pihaknya juga telah tidak sengaja menutup akses ke 250,000 situs, meskipun menurut ASIC, 99.6 persen dari situs yang tidak sengaja ikut terblokir itu tidak mengandung konten substantive.

Pada akhirnya ASIC menutup 10 situs yang diblokir yang sudah diperintahkan sejak 2012 di bawah pasal 313 dari Undang-Undang Telekomunikasi Australia.

Namun sejak saat itu pihaknya belum pernah lagi menerbitkan perintah pemblokiran.

Dalam penjelasannnya, ASIC mengatakan pihaknya berharap pasal 313 itu tetap dipertahankan tetapi dengan aturan yang lebih jelas seputar transparansi dan ketentuan berbagi informasi antar lembaga.
 
ASIC menolak untuk diwawancarai untuk insiden ini.

Kesalahan yang tidak patut

Pengamat teknologi Stilgherrian mengatakan itu adalah masuk akal ketika diharapkan staf didepartemen ASIC yang bertanggung jawab untuk memblokir akses ke situs-situs kejahatan adalah seseorang yang mengerti bahwa satu alamat IP dapat melayani lebih dari satu situs.

“Itu benar-benar  hal mendasar dalam memahami cara kerja internet, bagaimana situs bekerja,  bahkan bagaimana Anda menyusun sebuah website untuk mengetahui bahwa mungkin ada sejumlah situs di satu alamat IP, atau mungkin ada sejumlah alamat IP yang digunakan oleh situs web yang besar untuk mendistribusikan beban, atau untuk mendistribusikan sekitar planet ini, "kata Stilgherrian

"Laporan ini menunjukan kalau saat ini, orang yang bekerja di ASIC yang tugasnya memblokir situs tidak memahami bahkan hal mendasar dari cara kerja sebuah situs,” tambahnya.

Menteri Komunikasi, Malcolm Turnbull  memerintahkan parlemen meminta penjelasan mengenai kewenangan memblokir situs tertentu yang diatur dalam pasal 313 itu bulan Juli lalu.

Asisten Profesor dari Universitas Canberra, Bruce Baer Arnold menggunakan mekanisme penjelasan ini sebagai celah untuk memperkuat UU tersebut.

"Hal ini sudah cukup jelas dan sebagai masyarakat, kita ingin masyarakat mematuhi aturan, namun kita tetap memiliki sistem hukum dan juga pengadilan,” kata Turnbull.

"Masyarakat tetap dinyatakan tidak bersalah sebelum memang sudah terbukti bersalah, dan tidak  sepatutnya seorang pejabat di Kepolisian Federal Australia atau AISC atau regulator praktek perdagangan, lembaga perlindungan konsumen atau bahkan RSPCA terlalu bersemangat untuk melakukan pengambilan informasi tertentu untuk tujuan praktis seperti  menghapus situs dan  mengambil data secara offline,” dan saya pikir itu ide yang baik '."