ABC

Karya Seni Digital Bawa Gadis Makassar Ini ke Australia

Anisa Shabrina Yunus baru saja memenangi Penghargaan Seni Digital ‘ModCon’ 2016. Lewat karyanya yang berjudul ‘The Current Face of Indonesia’, lulusan Universitas Hasanuddin, Makassar, ini berkesempatan terbang ke Australia untuk memperdalam seni.

“The Current Face of Indonesia” (Wajah Terkini Indonesia) adalah karya seni digital buatan Anisa Shabrina Yunus, alumnus Universitas Hasanuddin, Makassar, jurusan komunikasi.

Dalam malam Penghargaan Seni Digital Modern Conference (ModCon) 2016 yang diselenggarakan Sabtu (15/10) di Jakarta, karya Anisa itu dinobatkan sebagai pemenang bersama “Anti Socialite’ karya Alannah Scorer dari Universitas Sydney Barat.

Kemenangan itu diraih Anisa berkat perolehan ‘like’ terbanyak di akun Instagram @KedubesAustralia untuk karyanya. Dari 6000 like yang masuk untuk 10 finalis terpilih, Anisa mendapat sekitar 1550 ‘like’ dari para pengguna Instagram.

“Kami sangat terkesan dengan mutu dan keragaman karya yang kami terima, yang memperlihatkan bahwa kedua negara menghasilkan talenta seni kelas-dunia,” tutur Wakil Duta Besar Australia di Jakarta, Justin Lee.  

Atas kemenangannya itu, Anisa akan terbang ke Australia untuk mengembangkan profesi seni di negara tersebut. Ia akan bertemu dengan seniman profesional, ambil bagian dalam lokakarya dan memamerkan karya seninya di galeri.

Anti Socialite Alannah
"Anti Socialite" karya Alannah juga memenangi ModCon 2016.

Flickr; Australian Embassy

Modcon adalah kompetisi seni digital kolaborasi antara Kedutaan Besar Australia dengan forum seni ‘Jakarta 32ºC’ yang diperuntukkan bagi mahasiswa dan seniman yang tengah naik daun. Sepuluh finalis yang karyanya diunggah di Instagram @KedubesAustralia mendapat jatah satu bulan untuk menggalang pendukung sebanyak-banyaknya.

“Kami sangat gembira bahwa ModCon menjadi bagian dari program kami, yang memperlihatkan cara yang inovatif untuk menjangkau seniman muda yang kreatif melalui media sosial dan wahana yang sangat baik untuk menampilkan seniman Indonesia dan Australia yang sedang berkembang,” ujar Direktur Jakarta 32ºC, Andang Kelana, dalam keterangan pers yang diterima Australia Plus.

Dalam akun Instagram @nichasy miliknya, Anisa menyebut bahwa “The Current Face of Indonesia” menggambarkan soal kehidupan sehari-hari di Indonesia.

“Indonesia penuh dengan unsur lokal seperti transportasi publik dan penjaja kaki lima. Kehadiran mereka diwarnai dengan unsur kontemporer yang muncul karena kemajuan teknologi seperti transportasi online,” tulis gadis berjilbab ini di medsosnya itu.

Ia lantas mengatakan, banyak aktivitas masa kini melibatkan komunitas bidang seni yang lebih luas seperti seni visual dan musik.

“Kita bisa dengan mudah menemukan komunitas kreatif yang bekerja aktif dan berkumpul bersama. Kehadiran mereka menjadi penanda era komtemporer yang memungkinkan tiap individu mengekspresikan diirnya di ruang publik, baik di dunia maya atau di lokasi nyata,” terangnya di Instagram.

“Apalagi, merupakan hal yang tak lazim bahwa pemandangan alam yang merupakan wisata paling menarik di Indonesia digunakan sebagai lokasi kegiatan yang memukau komunitas lokal hingga turis internasional. Ini telah menjadi gerakan baru yang mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia saat ini.”