ABC

Kapal Pengangkut Oleng 4.000 Ternak Batal Dikirim Ke Timur Tengah

Lebih dari 4.000 ekor ternak terpaksa diturunkan kembali dari kapal yang akan mengangkutnya setelah gagal berlayar dari pelabuhan Portland, di Victoria barat daya, sebanyak dua kali dalam seminggu terakhir.

Departemen Pertanian dan Sumber Daya Air Federal telah meluncurkan penyelidikan atas kondisi seputar pengiriman ternak oleh kapal MV Jawan, yang dioperasikan oleh MarConsult Schiffahrt GmbH & Co KG dengan tujuan pengiriman ke Pakistan dan Oman.

Kapal itu dicegah meninggalkan pelabuhan pada Kamis 22 November dan Sabtu 24 November lalu karena “masalah kestabilan kapal” dan sejumlah saksi mata menunjukan rekaman video serta foto-foto kapal tersebut bergerak oleng ke kiri dan ke kanan.

Dalam sebuah pernyataan yang dikirimkan kepada ABC, seorang juru bicara dari Otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA) mengatakan: “Tadi malam setelah berdiskusi dengan operator kapal MV Jawan dan juga meminta keterangan dari masyarakat, AMSA telah memutuskan bahwa kapal itu tidak diizinkan berlayar membawa muatan ternak karena memiliki masalah kestabilan pada armadanya yang belum terselesaikan.

“AMSA telah memberitahu Departemen Pertanian dan Sumber Daya Air [DAWR] tentang keputusan kami untuk tidak mengizinkan pengiriman ini dan memahami bahwa semua ternak di dalam kapal itu telah mulai dikeluarkan dari kapal tersebut pada Selasa (27/11/2018) pagi ini setelah diskusi antara DAWR dan eksportir.

“AMSA tidak akan mengizinkan pemuatan ternak lebih lanjut pada kapal ini sampai penyebab dari masalah kestabilan pada kapal itu berhasil dipastikan. Kapal akan berangkat tanpa muatan ternak didalamnya.”

Pembongkaran dimulai pagi ini

kapal Portland
Kapal MV Jawan harus mengeluarkan kembali muatannya yang terdiri dari 4.000 ekor hewan ternak yang rencananya dikirim ke Timur Tengah.

Supplied: Allen McCauley

Kepala eksekutif Pelabuhan Portland, Greg Tremewen mengatakan AMSA telah memberitahukan pihaknya pda Senin (26/11/2018) malam bahwa kapal itu tidak diizinkan untuk berlayar keluar dari pelabuhan dengan muatan ternak di atasnya.

“Kami hanya diberitahu bahwa ternak harus dibongkar dan kapal tidak diberi izin untuk berlayar sampai ternaknya dipindahkan,” katanya.

“Setelah itu, ternak harus diturunkan dari kapal di bawah pengawasan Departemen Pertanian dan proses itu telah dimulai pagi ini.”

Greg Tremewen mengatakan dia memperkirakan bahwa proses pembongkaran akan memakan waktu satu atau dua hari, dan hewan-hewan itu akan dimasukkan ke truk dan diangkut dari pelabuhan.

Sebelumnya seorang juru bicara AMSA mengatakan mereka langsung menahan kapal itu untuk meninggalkan pelabuhan karena kekhawatiran tentang kelayakannya setelah melihat cara kapal itu bergerak.

Juru bicara AMSA itu mengatakan sebanyak 380 dari 4.327 ekor sapi yang ada di atas kapal itu telah dipindahkan dalam upaya untuk meningkatkan kestabilan kapal, tetapi ketika berusaha untuk berlayar lagi dilakukan pada hari Sabtu (24/11) ternyata kapal itu masih mengalami masalah serupa.

Seorang juru bicara DAWR mengatakan ternak-ternak dari dalam kapal mulai diturunkan pada Selasa (27/11/2018) pagi ini setelah mendapat keputusan dari eksportir.

Departemen sebelumnya mengatakan seekor sapi telah mati, namun tidak terkait dengan masalah kestabilan yang dialami oleh kapal tersebut.

Seorang dokter hewan dari DAWR mengawasi proses pembongkaran hewan dari kapal dan telah melaporkan tidak ada masalah kesejahteraan atau kesehatan pada hewan-hewan yang dikembalikan ke tempat penggemukan.

“Para peternak tetap berencana untuk mengekspor ternak-ternak tersebut di kemudian hari,” kata juru bicara itu.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.