ABC

Kangguru Albino di Australia Selatan Jadi Bintang Sosial Media

Seekor kangguru albino yang jarang terjadi telah menjadi bintang sosial media setelah ditemukan di Big Bend di Sungai Murray di Australia Selatan.

Binatang albino biasanya memiliki masa hidup lebih pendek, karena warnanya yang terang menjadi mereka mudah menjadi mangsa bagi yang lain.

Kulit mereka yang putih juga membuat binatang tersebut sering terbakar sinar matahari, dan terkena kanker kulit.

Selain itu  karena adanya kelainan genetis, mereka sering mengalami kesulitan pendengaran dan penglihatan, sehingga akan bereaksi lambat bila diserang.

Kangguru albino ditemukan di daerah Big Bend di dekat Sungai Murray di Australia Selatan. (Supplied: Rosemary Faehrmann)
Kangguru albino ditemukan di daerah Big Bend di dekat Sungai Murray di Australia Selatan. (Supplied: Rosemary Faehrmann)

Gambar kangguru unik tersebut diambil oleh Rosemary Faehrmann, yang kemudian memuatnya di halaman akun perusahaan pembuatan rumah di sungai di Facebook.

"Saya keluar dengan cepat dari mobil saya, dan kangguru ini berhenti dalam waktu bersamaan dan melihat ke arah sepertinya untuk memastikan apakah kami mengejarnya." kata Faehrmann .

"Saya berdiri selama satu menit dan mengambil beberapa gambar, dan kemudian kangguru itu berlari lagi ke arah menjauh sepanjang pagar."

Gambar ini sekarang sudah dishare sebanyak 7000 kali dan sudah mendapatkan 8000 likes sejak pertama kali dimuat awal bulan Februari.

"Luar biasa sambutannya, di halaman kami, jumlah reachnya sudah lebih dari 100 juta, dan Komisi Pariwisata Australia Selatan juga sudah memuat juga foto ini di halaman mereka di Australia Selatan, dan juga di Inggris, Jerman dan India." tambahnya.

Faehrmann mengatakan hampir tiap hari dia menjumpai kangguru namun belum pernah melihat kangguru putih sebelumnya.

"Ada beberapa tersebar di taman nasional seperti di Bordertown, Cudlee Creek, tempat dimana mereka dilindungi sehingga bisa bertahan hidup lebih lama. Di alam bebas, mereka lebih susah bertahan hidup."

"Jadi melihat mereka di alam liar merupakan hal yang jarang terjadi."

"Saya senang bisa melihatnya, dan merasa bahwa orang lain pasti juga akan berpikiran serupa." kata Faehrmann.