ABC

Kandungan Obat dan Alkohol Banyak Ditemukan dalam Tubuh Korban Tenggelam di Australia

Sebuah laporan terbaru mengungkap hampir 500 kejadian orang tenggelam di seluruh Australia dalam satu dekade terakhir. Kebanyakan di antara korban itu diketahui tidak mengenakan jaket pelampung dan di dalam tubuhnya ditemukan kandungan obat dan alkohol.

Laporan yang dibuat Royal Life Saving Society (RLSS) menunjukkan 92 persen dari 473 korban tenggelam itu dari kalangan pria, yang mengalami kecelakaan saat sedang berperahu, memancing, dan kegiatan air lainnya seperti selancar dan kayaking.

Menurut RLSS, pesan berulang-ulang mengenai perlunya mengenakan jaket pelampung dan tidak minum miras atau mengonsumsi obat saat melakukan kegaiatan di air umumnya diabaikan.

Juru bicara RLSS Craig Roberts menjelaskan, penelitian mereka menemukan hanya 8 persen di antara korban itu yang mengenak jaket pelampung.

Sebanyak 14 persen orang tenggelam sempat mengambil jaket pelampungnya namun tidak sempat mengenakannya.

Dijelaskan pula bahwa sekitar sepertiga di antara korban tenggelam itu memiliki kandungan obat atau alkohol dalam tubuhnya, 60 persen di antaranya melebihi batas alkohol yang diperbolehkan.

“Alkohol berkontribusi pada lebih dari 30 persen kematian akibat tenggelam saat berperahu atau kegiatan air lainnya. Dan hal itu tidak banyak berbeda dari kematian akibat tenggelam secara umum di seluruh tanah air,” jelas Roberts.

“Namun mungkin yang lebih mengejutkan adalah penggunaan obat-obatan baik obat resep maupun obat terlarang yang di bawah 30 persen, dan 16 persen di antaranya memakai obat terlarang,” tambahnya.

“Hal ini menunjukkan obat-obatan sebagai faktor dalam kecelakaan di perairan kita,” ujarnya lagi.

Tak Ada Alasan

Laporan itu juga menemukan kebanyakan kematian akibat perahu tenggelem terjadi pada perahu ukuran kecil dengan panjang kurang dari 5 meter. Selain itu 33 persen korban meninggal saat menggunakan perahu jenis kayak, canoe dan papan selancar.

RLSS menyatakan sejumlah pabrikan sebenarnya telah mendesain jaket pelampung ukuran tipis yang tak membatasi pergerakan tubuh namun sangat mengapung.

“Seharusnya tak ada alasan saat ini untuk tidak mengenakan jaket pelampung dan tetap bisa ikut kegiatan seperti memancing, kayaking atau canoeing di perairan kita,” kata Roberts.

Dia menambahkan, laporan ini menggarisbawahi bahwa kematian akibat tenggelam sebenarnya bisa dihindari.

“Setiap orang bisa mengambil tanggung jawab dalam persiapan – memperhitungkan cuaca, air pasang, angin, ombak, ajak seseorang menemani Anda,” katanya.

“Lebih menyenangkan seperti itu, serta hindari obat-obatan dan alkohol dan selalu pakai jaket pelampung. Pesan sederhana namun bisa menyelamatkan nyawa,” tambah Roberts.

Laporan itu juga mengungkapkan dua pertiga dari mereka yang tenggelam saat berperahu atau kegiatan di air lainnya bukanlah para pengunjung melainkan sebagian besar merupakan warga setempat dan mengenal daerah itu.

“Kita harus selalu berhati-hati dengan lingkungan sekitar dan waspada saat berada dalam air,” katanya.

Laporan itu menambahkan bahwa hampir seperempat orang mengalami beberapa kali kecelakaan, dimana lebih dari satu orang di antaranya tenggelam.

Diterbitkan Pukul 12:30 AEST 13 Desember 2016 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel berbahasa Inggris.