ABC

Kalahkan Jepang, AS Jadi Pasar Daging Sapi Terbesar Australia

Amerika Serikat (AS) telah mengambil alih peran Jepang sebagai pasar ekspor daging sapi terbesar Australia. Dengan pasokan daging sapi yang menurun di pasar domestik, bisnis waralaba hamburger di sana mencari pasokan alternatif, dan Australia mengisi celah ini.

Permintaan dari bisnis waralaba hamburger di Amerika Serikat meningkatkan ekspor daging sapi Australia.
Daging sapi 90 kalori, atau daging sapi olahan, atau daging sapi bervolume tinggi dan berharga rendah ini sangat diminati. Ekspor daging sapi Australia jenis ini ke AS telah meningkat 34% pada tahun lalu.

Akibatnya, jumlah ternak sapi di Australia mencapai titik terendah dalam 20 tahun terakhir.

Kekeringan yang berkepanjangan di negara bagian Queensland dan beberapa wilayah New South Wales, serta rekor ekspor daging dan ternak sapi hidup, akan memangkas jumlah ternak sapi ke angka 26,2 juta ekor pada Juni 2015, menurun jauh dari jumlah saat ini yakni 26,7 juta ekor.

Harga ternak sapi diperkirakan naik 40% karena pasokan yang ketat bertemu dengan permintaan ekspor yang meningkat. Pertanyaannya kemudian, kapan ini terjadi?.

Dalam laporan tengah tahun, Ekonom Kepala dari lembaga ‘Meat and Livestock Australia’ (MLA), Tim McRae, mengatakan, “Faktor pembatas dalam perubahan pasar Australia adalah kondisi musiman sepanjang sisa 2014 dan periode musim hujan 2014-15, yang menarik untuk disimak.”

Ekspor ternak hidup akan menyentuh angka 1,1 juta ekor tahun ini, yang merupakan angka ekspor tertinggi dalam 10 tahun terakhir.

Ekspor daging sapi dan daging anak lembu diprediksikan mencapai rekor 2013 yakni sebanyak 1,1 juta ton.

Laporan tengah tahunan MLA meliputi beberapa prediksi ekspor berikut ini:

1. Korea Selatan diperkirakan turun 14% sepanjang 2015, karena pasokan dari Australia yang berkurang dan harga yang tinggi.

2. Jepang diprediksikan menurun 7% menjadi 250.000 ton pada tahun 2015 dengan alasan yang sama.

3. AS diprediksi mengalami penurunan tipis dari level yang tinggi sekarang ini. Sementara ekspor di tahun 2015 diperkirakan jatuh 2% menjadi 280.000 ton.

4. China diharapkan mampu menampung sekitar 140.000 ton tahun ini, sebuah penurunan 10% dibandingkan tahun 2013. Prediksi ini mampu memperkirakan adanya peningkatan 7% di tahun 2015.

5. Rusia telah menahan impor dari Australia. Sementara tahun lalu menghasilkan 80.000 ton, tahun ini hanya mencapai 5000 ton. MLA tidak menyangka bisa melihat perbaikan dalam perdagangan tersebut berlangsung secepat ini, dan bahwa ada beberapa pasar alternatif lainnya.

Presiden Dewan Ternak Sapi, Andrew Ogilvie, mengatakan, harga daging sapi dari produsen Australia, harus dinaikkan.

“Ini sebuah kekhawatiran bahwa permintaan global akan daging sapi relatif cukup tinggi, dan kami memiliki catatan penjualannya. Namun, kami tak begitu melihat keuntungan ekspor ini dialami para peternak. Saya harap di masa mendatang ada keuntungan yang lebih baik bagi para produsen,” ungkapnya.

Andrew mengatakan ia begitu yakin bahwa harga-harga akan naik.

“Ketika hujan datang, harga ternak sapi akan meningkat, dan kami hanya berharap agar para pengecer dan pengolah merefleksikan secara cepat kenaikan harga itu dengan keuntungan bagi produsen yang tengah menghabiskan stok,” jelasnya.