Kakek Ini Dapat Kompensasi Rp 10 Miliar
Seorang lansia asal Perth, Tasmania yang divonis hanya mampu bertahan hidup 6 bulan lagi berhasil memenangkan uang ganti rugi sebesar $1 juta atau lebih dari Rp10 miliar atas kekerasan seksual yang dialaminya ketika berada di lembaga amal dan sosial Christian Brothers.
Paul Bradshaw mengambil langkah hukum atas pelecehan seksual yang dideritanya pada tahun 1950-an dan 60-an.
Menurut ketentuan penyelesaian kasus ini, ia akan memperoleh kompensasi sebesar $ 1 juta (Rp10 miliar) dan juga biaya kasusnya akan dibayarkan oleh pengelola lembaga Christian Brothers.
Ia diyakini menjadi orang yang berhasil mendapatkan bayaran ganti rugi tunggal tertinggi yang pernah diberikan di Australia atas hasil dari gugatan hukum terhadap Christian Brothers.
Di luar pengadilan Paul Bradshaw, yang divonis hanya memiliki waktu enam bulan untuk hidup, mengatakan yang memotivasi perjuangannya bukan uang.
"Saya tidak menginginkan uang. Saya hanya mencari keadilan," katanya.
“Yang Saya inginkan hanyalah keadilan, tidak ada yang lain.
“Saya tidak menginginkan uang. Saya hanya menginginkan permintaan maaf dari Christian Brothers – saya akan senang dengan itu.”
“Uang yang saya dapatkan akan saya berikan pada keluarga saya sehingga mereka tidak harus tumbuh menjadi … seperti, saya tinggal di jalan sebagian besar hidup saya.
“Dan saya tidak ingin mereka mengalami hal yang sama seperti yang saya lalui. Aku ingin mereka memiliki kebalikan dari apa yang saya miliki – setidaknya untuk memulai hidup, yang tidak pernah saya lakukan.”
Berjuang lama untuk keadilan
Paul Bradshaw mengalami pelecehan di panti asuhan Castledare dan Clontarf yang dijalankan oleh Christian Brothers.
Dia mengatakan setelah dia pergi, ketika dia mencoba memberi tahu hakim apa yang terjadi dia malah dikirim ke rumah sakit jiwa.
“Ketika saya memberi tahu hakim masalah saya, dia kurang lebih menyebut saya pembohong dan mengirim saya ke sebuah tempat bernama Heathcote,” katanya.
“Saya dikirim ke sana selama enam bulan dan diberi makan obat, yang membuat saya berjalan seperti zombie.
“Ketika saya kembali ke pengadilan setelah enam bulan, saya harus memberi tahu dokter apa yang telah terjadi dan dokter menyarankan, ‘bocah ini tidak boleh dimasukkan ke dalam rumah itu lagi setelah apa yang dia alami’.
“Pada tahun 1993 saya mengajukan permohonan ke pengadilan lagi … gugatan itu berlangsung dari tahun 1993 hingga 1999 ketika saya mendapat surat dari pengadilan yang mengatakan saya tidak bisa menggugat orang yang sekarat ke pengadilan.”
Paul Bradshaw mengatakan pelecehan dimulai pada 1950-an dan pelaku utamanya adalah seorang pendeta dengan nama pendeta Murphy.
Pendeta itu terus memiliki akses ke anak-anak lelaki di panti asuhan Christian Brother itu, meskipun ia telah dilaporkan melakukan pelecehan seksual pada anak di tahun 1940-an.
Paul Bradshaw telah melaporkan pelecehan di Castledare dan Clontarf tetapi diberitahu kalau dia “bermimpi”.
Pada 1990-an, Pendeta Murphy diekstradisi dari Australia Selatan ke Australia Barat (WA) tetapi menderita sakit dan tuduhan terhadapnya dibatalkan. Pendeta Murphy kemudian meninggal.
Paul Bradshaw menjadi orang pertama yang berhasil melakukan gugatan hukum bersejarah tentang pelecehan seksual di WA, di mana korban sebelumnya memiliki sedikit bantuan.
Perubahan terbaru terhadap undang-undang di Australia Barat telah menghilangkan pembatasan waktu bagi korban yang hendak mengambil tindakan hukum.
Kompensasi tertinggi
Pengacara Paul Bradshaw, Michael Magazanik, mengatakan kantor hukumnya menangani 60 klaim tentang pelecehan di lembaga-lembaga Christian Brothers di WA.
Dia mengatakan penyelesaian yang diperoleh Paul Bradshaw besarannya berkali-kali lipat dari jumlah yang pernah dibayarkan oleh Christian Brothers sebelumnya.
"Lembaga amal dan sosial Christian Brothers memiliki sejarah yang panjang dan memalukan dalam membayarkan ganti rugi yang kecil jumlahnya pada orang-orang seperti Paulus. Jumlah yang berhasil didapatkan Paul berkali-kali lebih besar daripada jumlah yang mereka bayarkan sebelumnya," katanya.
“Secara harfiah ratusan anak laki-laki seperti Paulus disiksa secara seksual oleh sekelompok pendeta pedofil – konsekuensi dari kejahatan itu sekarang berpulang kembali untuk ditanggung oleh Christian Brothers.
“Sangat mungkin bahwa banyak dari kasus-kasus ini akan diselesaikan.
“Paul memiliki kasus yang sangat kuat. Pada akhirnya, lembaga Christian Brothers menyerah bersengketa tentang apakah mereka bertanggung jawab atau tidak.
“Mereka mengakui bahwa mereka bertanggung jawab atas kerusakan yang ditimbulkan pelecehan itu kepadanya.”