ABC

Kaitan Kesehatan Gusi dengan Penyakit Jantung

Sejak masih kanak-kanak, kita belajar bahwa menyikat dan membersihkan gigi sangat penting jika kita ingin menghindari kerusakan gigi dan memiliki gusi yang sehat. Tapi apakah menjaga kesehatan gusi juga dapat membantu mengurangi risiko serangan jantung?

Gagasan tentang hubungan antara kesehatan mulut dan jantung telah ada selama satu abad. Tapi baru beberapa dasawarsa yang lalu para profesional kesehatan menganggap serius hubungan ini untuk merekomendasikan perawatan gigi sebagai cara mengurangi risiko penyakit jantung Anda.

Tahap awal penyakit gusi adalah gingivitis, yang bisa membuat gusi anda merah, bengkak dan lebih mudah mengalami pendarahan saat anda menyikatnya. Hal ini terjadi ketika Anda membiarkan plak gigi terbentuk di tempat di mana gusi bertemu dengan gigi.

Ketika gingivitis tidak diobati, itu bisa menjadi bentuk penyakit gusi yang jauh lebih parah – periodontitis, di mana bakteri mengumpulkan di “kantong” yang terbentuk antara gigi dan gusi. Hal ini menyebabkan peradangan lebih lanjut, melemahkan struktur yang menghubungkan gigi ke gusi. Seiring berjalannya waktu, gigi bisa menjadi longgar dan tanggal.

Masalah dengan penyakit gusi adalah Anda mungkin tidak tahu bahwa Anda sudah menderita penyakit gusi baru pada tahap akhir karena ini bukan penyakit yang sangat menyakitkan, kata Ivan Darby, seorang profesor periodontik di Universitas Melbourne.

“Kemudian tiba-tiba mereka mengalami abses berulang, gigi menjadi kendur, gigi bergerak dan itu biasanya terjadi ketika keadaan [penyakit gusi] sudah pada tahap lanjut,” katanya.

Apa hubungannya dengan jantung anda?

Ada banyak tumpang tindih antara faktor risiko penyakit gusi dan penyakit jantung – termasuk faktor gaya hidup, pola makan yang buruk, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol yang tinggi.

Tapi ada juga sebuah keterkaitan antara kedua penyakit ini – yaitu jika Anda memilikinya, Anda cenderung memiliki yang lain.

“Orang-orang yang memiliki penyakit gusi memiliki risiko dua kali  lebih besar untuk terkena penyakit jantung daripada orang-orang yang tidak menderita penyakit gusi,” kata Profesor Michael Skilton, ahli kesehatan kardiovaskular di University of Sydney.

“Yang tidak kita ketahui dengan jelas adalah apakah itu suatu hubungan sebab akibat … ada alasan untuk mempercayainya.”

Ada dua mekanisme dimana dokter menganggap penyakit gusi bisa menyebabkan penyakit jantung.

Pertama, saat gusi Anda meradang, diperkirakan molekul peradangan yang menyebabkan kemerahan dan bengkak bisa lepas ke bagian lain dari tubuh Anda. Mereka kemudian dapat mengagitasi peradangan di arteri Anda, berperan dalam pengembangan lebih lanjut deposit lemak yang melapisi dinding arteri.

Mekanisme kedua, adalah bakteri yang menyebabkan penyakit gusi bisa masuk ke aliran darah setiap kali gusi Anda berdarah. Bakteri semacam itu diperkirakan bisa mempromosikan plak lemak yang bisa masuk ke arteri di sekitar jantung Anda dan membantu menyebabkan penyakit jantung.

Profesor Darby menunjukkan bahwa walaupun ada kaitannya, dampak penyakit gusi pada tingkat penyakit jantung secara keseluruhan mungkin kecil.

Sejumlah besar faktor dapat mempengaruhi perkembangan penyakit jantung, dan sementara penyakit gusi bisa menjadi salah satunya, itu tidak akan menjadi faktor utama pada mayoritas orang, katanya.

perempuan tersenyum dan terlihat deretan giginya yang putih dan sehat.
Kondisi gigi yang sehat dan kuat sangat penting bagi kesehatan seluruh tubuh kita.

Kenapa kita tidak tahu pasti?

Alasan para ahli tidak bisa secara definitif mengatakan bahwa penyakit gusi yang menyebabkan penyakit jantung adalah karena sangat sulit untuk menentukan apa yang disebut hubungan penyebab antara kedua penyakit tersebut.

Untuk melakukan ini berarti harus memantau dua kelompok orang – satu kelompok orang yang memiliki penyakit gusi dan satu kelompok orang yang tidak memiliki penyakit gusi – dan dan membiarkan kelompok orang yang memiliki penyakit gusi tidak diobati untuk mengetahui apakah mereka memiliki tingkat penyakit jantung yang lebih tinggi.

“Anda tidak bisa tidak mengobati seseorang jika mereka memang menderita suatu penyakit,” kata Profesor Darby. “Ini adalah salah satu hal yang akan sangat sulit dibuktikan.”

Mencegah penyakit gusi

Sementara menjaga kebersihan mulut yang baik akan mengurangi kesempatan Anda terkena penyakit gusi, Profesor Darby mengatakan, ada juga faktor genetik yang berperan dalam kesehatan mulut Anda.

“Beberapa bentuk penyakit gusi terjadi turun temurun dalam keluarga, jadi jika ayah dan ibu Anda kehilangan gigi lebih awal dan saudara dan saudari Anda bermasalah maka Anda mungkin juga mendapatkannya,” kata Profesor Darby.

Cara terbaik untuk mencegah penyakit gusi adalah dengan menghentikan plak menumpuk di bagian bawah gusi.

Anda akan mengurangi kesempatan Anda terkena penyakit gusi jika Anda:

• Sikat gigi dua kali sehari selama dua menit.

• Gunakan benang gigi untuk membersihkan di antara gigi Anda.

• hindari merokok.

• Memberikan perhatian khusus pada kebersihan mulut jika Anda mengonsumsi obat-obatan, karena beberapa meningkatkan risiko penyakit gusi.

• Melakukan pemeriksaan gigi secara rutin, terutama jika Anda hamil atau menderita diabetes karena kondisi ini meningkatkan risiko penyakit gusi.

Kuku kaki yang tumbuh ke dalam dan penyakit jantung?

Baik Profesor Darby maupun Dr Skilton pernah mendengar adanya kaitan antara kuku kaki yang tumbuh ke dalam dan penyakit jantung, dan sepertinya hal ini tidak pernah disebutkan dalam literatur medis yang pernah diterbitkan.

Dr Skilton mengatakan sepert halnyai gusi, jari kaki bisa menjadi meradang saat kuku tumbuh ke dalam – tapi daerah permukaan peradangan akan jauh lebih kecil.

“Namun hal ini tidak berarti bahwa kondisi kuku yang tumbuh kedalam itu tidak berpotensi memiliki efek yang kecil, dan pada tingkat populasi, mungkin ada semacam asosiasi, tapi saya tidak tahu bahwa pada umumnya akan mengubah nasehat berkaitan dengan pencegahan penyakit jantung atau perawatan umum kuku kaki yang tumbuh ke dalam, “katanya.

Dengan mengatakan bahwa, variasi kuku yang khas dapat menjadi indikator berbagai penyakit dan kondisi – termasuk kekurangan gizi, diabetes dan tiroid yang terlalu aktif.

Dalam sebuah penelitian, para periset bahkan mengumpulkan potongan kuku kaki dan menganalisis berapa banyak nikotin yang terkandung di dalamnya. Mereka menemukan kadar nikotin yang lebih tinggi pada potongan kuku kaki dapat memprediksi penyakit jantung koroner pada kelompok yang diteliti.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.