ABC

Kafe Ini Beri Diskon 50% Bagi Warga Arab dan Yahudi yang Mau Makan Bersama

Hummus-makanan serupa selai khas Timur Tengah -bisa menjadi simbol baru dari perdamaian setelah sebuah kafe di Israel menawarkan makanan setengah harga untuk orang-orang Yahudi dan Arab yang mau makan bersama-sama.

Pekan lalu, Hummus Bar- yang terletak di dekat kota pesisir Netanya –memasang iklan di halaman Facebook-nya yang berbunyi ‘hummus diskon 50% bagi warga Yahudi dan Arab yang mau menikmatinya satu meja bersama-sama’.

Promosi itu datang ketika ketegangan antara Israel dan Palestina meningkat.

"Takut orang Arab? Takut orang Yahudi? Bersama kami, tak ada orang Arab! Bersama kami, juga tak ada orang Yahudi … Bersama kami, yang ada manusia!" tulis bar itu dalam bahasa Ibrani di laman facebook mereka.

Hummus Bar di Israel menawarkan dikson 50% bagi warga Arab dan Yahudi yang makan bersama satu meja. (Foto: Facebook, Hummus Bar)
Hummus Bar di Israel menawarkan dikson 50% bagi warga Arab dan Yahudi yang makan bersama satu meja. (Foto: Facebook, Hummus Bar)

Manajer restoran, Kobi Tzafrir, mengatakan, promosi itu telah berjalan sukses dan sudah melayani beberapa orang Arab dan Yahudi yang makan bersama satu meja pada hari pertama.

"Saya selalu punya pelanggan Arab dan pekerja Arab yang sangat baik dan ketika ketegangan terakhir dimulai saya merasa sangat tidak nyaman," tuturnya.

Ia berujar, "Situasi ini tak masuk akal dan saya pikir, saya bisa mengukir senyuman di wajah orang-orang. Jika ada sesuatu yang bisa membawa orang-orang ini bersama-sama, itu adalah hummus.”

Unggahan di Facebook itu telah dibagikan lebih dari 1.500 kali dan mendapat 6.000 ‘like’ – jauh di atas unggahan lain di laman ini, yang rata-rata mendapat kurang dari 100 ‘like’.

Psikolog Universitas Queensland, Profesor James Kirby, mengatakan, walau unggahan itu tampak seperti strategi promosi, pesannya positif.

"Duduk bersama karena makanan adalah ide yang bagus," sebutnya.

Ia mengatakan, kelompok yang berbeda- apakah itu secara budaya atau lainnya -sering merasa takut akan satu sama lain karena saling tak mengenal.

"Ketika kita mulai mengenal pihak lain lebih jauh, menjadi lebih sulit untuk melihat mereka sebagai spesies yang berbeda," jelasnya.

Ia berpendapat, "Kami dan Anda jatuhkan penghalang, beri sentuhan dan biarkan diri Anda terbuka, Anda mulai menyadari ada begitu banyak kesamaan yang kita miliki di sini."

Profesor James mengatakan, perubahan positif bisa terinspirasi oleh gagasan yang menyebar luar, seperti ‘Ice Bucket Challenge’ atau tantangan mandi air es.

"Kita telah melihat hal-hal baik terjadi berkat ‘Ice Bucket Challenge’. Apa yang saya sukai tentang ini adalah bergerak bersama-sama lagi … Anda tak pernah tahu apa yang mungkin terjadi dengan gagasan ini,” utaranya.

Ia menyambung, "Semakin banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mendorong persatuan dalam lingkungan yang aman untuk makan bersama, itu lebih baik."