Jutawan China Banyak Yang Pilih Pindah Ke Australia
Menurut laporan terbaru, Australia adalah tujuan utama migrasi bagi jutawan dunia, dan jutawan super kaya asal China-lah yang menetap di Australia dalam jumlah terbesar. Mengapa jutawan China memilih Australia dan apa dampak yang mereka dapatkan saat mereka tiba di negara ini?
Jun Hao Hu, pengusaha sukses dari Shenzhen di selatan daratan China, dekat Hong Kong, memutuskan untuk pindah ke Melbourne bersama istri dan dua anaknya pada tahun 2016.
Ia melakukannya dengan mengajukan apa yang disebut visa ‘investor besar’ yang bertujuan untuk menarik orang-orang kaya untuk berinvestasi dan menetap di Australia.
Untuk mengajukan permohonan visa ini, seseorang harus menginvestasikan setidaknya $ 5 juta (atau setara Rp 50 miliar) selama empat tahun dalam kategori investasi tertentu di Australia sebelum memenuhi syarat untuk mengajukan visa permanen.
Menurut data dari Departemen Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan Australia, skema ini dimulai pada bulan November 2012, dan telah menarik hampir 1.750 pelamar sukses pada akhir Februari 2017 dan total investasi luar negeri sebesar $ 8,73 miliar (atau setara Rp 87,3 triliun) masuk ke wilayah Australia.
Dari para pelamar ini, hampir 90 persen berasal dari China.
Mengapa Australia?
“Saya memutuskan datang ke Australia karena sejumlah alasan,” kata Jun Hu.
"Pertama, Australia punya sistem pendidikan terbaik di dunia. Kedua, lingkungan fisiknya tak tertandingi."
– Jun Hao Hu
“Selain itu, saya punya beberapa teman yang tinggal di Melbourne.”
Menurut Kajian Migrasi Kekayaan Global 2017 yang terbitkan oleh perusahaan konsultan New World Wealth, selama dua tahun berturut-turut, Australia telah menjadi negara teratas di dunia yang menjadi destinasi migrasi para jutawan.
Konsultan ini juga menemukan bahwa program visa investor menjadi semakin populer di kalangan jutawan China, dengan Australia sebagai tujuan imigrasi yang mereka sukai.
Pergerakan Jutawan Dunia di Tahun 2016
Sumber: The 2017 Global Wealth Migration Review, New World Wealth
Lena Hung adalah pengacara Migrasi Australia dari firma hukum Lena Hung & Associates. Ia menangani banyak kasus visa Investor Besar.
Ia mengatakan kepada banyak warga China, Australia mewakili kehidupan berkualitas tinggi dan menawarkan banyak peluang untuk investor baru.
"Australia punya banyak peluang bisnis dan investasi, dan…fasilitas pendidikan teratas untuk sekolah dan universitas. Kami memiliki lingkungan yang sehat dan kualitas udara yang baik di sini di Australia."
– Lena Hung
Properti Australia Jadi Investasi Populer
Data yang dirilis pada bulan Maret 2017 menunjukkan bahwa properti tetap menjadi investasi populer bagi jutawan China. Investasi China menyumbang hampir 80 persen dari semua permintaan perumahan asing di negara bagian New South Wales dan Victoria.
Lena Hung mengatakan, menurut peraturan Departemen Imigrasi Australia, pemegang visa Investor Besar menghadapi batasan investasi yang ketat untuk investasi awal mereka senilai $ 5 juta (atau setara Rp 50 miliar), namun tidak ada batasan untuk investasi lebih lanjut di Australia.
Dan ini berdampak pada pasar properti lokal.
"Saya pikir, minat dari para investor China bisa dianggap sebagai faktor besar yang menyebabkan harga properti melonjak."
– Lena Hung
Meski demikian, ia menunjuk pada faktor lain yang mungkin juga berkontribusi terhadap kenaikan harga, termasuk tingkat suku bunga dan kebijakan yang lebih rendah seperti investasi dengan dana pinjaman dan diskon pajak keuntungan.
“Di samping adanya kenaikan harga rumah dan implikasi pajak tambahan bagi investor asing, menarik untuk dicatat bahwa harga properti rata-rata dan nilai investasi di Australia masih dilaporkan jauh lebih menarik daripada investasi properti di China.”
Lena Hung menyebut, misalnya, sebuah laporan dari Bloomberg dan Biro Statistik Australia mencatat harga rata-rata sebuah apartemen di Melbourne adalah $ 500.000 (atau setara Rp 5 miliar), sedangkan di Beijing harganya mendekati $ 1 juta (atau setara Rp 10 miliar).
Profesor Jie Chen dari Universitas Australia Barat mengatakan, banyak jutawan China telah berinvestasi dalam pengembangan properti atau properti di China dan “ingin memperluas portofolio properti mereka di seluruh dunia”.
“Dibandingkan dengan pasar properti di Beijing, Shanghai, Guangzhou dan Shenzhen, harga properti Australia relatif murah dan tidak seperti China, properti di sini juga memiliki kepemilikan permanen atas tanah.”
Membuat gerakan
Bagi banyak imigran dari negara non-berbahasa Inggris, untuk menetap di Australia awalnya sulit, tapi Jun Hu mengatakan, ia sudah mempersiapkan diri dengan baik sebelum pindah.
“Sebelum saya datang ke sini, saya sudah berkunjung ke Australia lebih dari 20 kali untuk bisnis. Saya merasa tak asing dengan Australia.”
"Saya mengerti, budaya bisnis di Australia sangat berbeda dari China. Saya sangat mempersiapkan diri sebelum mengajukan visa."
– Jun Hao Hu
“Setelah tiba di Australia bersama keluarga saya, saya juga telah menemukan sejumlah peluang bisnis di bidang produk minuman anggur dan kesehatan yang memiliki pasar besar di China.”
Profesor Chen percaya bahwa banyak pengusaha China super kaya cenderung sering bepergian dan terbiasa dengan kehidupan di Barat.
Ia mengatakan, setelah menetap di Australia, para imigran ini memilih untuk sering bepergian antara Australia dan China, sementara keluarga mereka tinggal di Australia.
"Banyak imigran China yang kaya sangat sibuk. Meski kemampuan bahasa mereka diragukan, mereka mapan secara keuangan dan dibekali dengan pengetahuan bisnis serta koneksi di China."
– Associate Professor Jie Chen
Julius Wei, salah satu pendiri bisnis manajemen keuangan ‘BMY Group’, yang menargetkan imigran China kaya di Australia, sependapat.
“Jutawan China ini, terlepas dari industri tempat mereka berasal, sangat tajam dalam menemukan peluang bisnis. Mereka akan menjadi aset besar untuk menumbuhkan perdagangan antara Australia dan China.”