ABC

Jumlah pekerja anak di dunia turun

Organisasi Buruh PBB – ILO menyatakan ada kemajuan signifikan dalam penanganan isu pekerja anak terutama di kawasan Asia. Dalam laporan terbarunya ILO menyebutkan jumlah pekerja anak secara global turun sepertiga dari jumlah tahun 2000 lalu.

Pakar Pekerja Anak ILO di Bangkok, Simrin Singh, kepada program ABC Asia Pacific  mengatakan penurunan itu merupakan hasil dari kerja keras yang dilakukan para pembuat kebijakan di dunia.

"Saya pikir telah banyak upaya yang dilakukan oleh PBB dan berbagai aktor lain yang membuat isu pekerja anak akhirnya muncul dan terdengar serta kemudian ditindaklanjuti melalui aksi untuk mengakhirinya,” kata Singh.

Singh mengatakan salah satu faktor yang juga menyebabkan angka pekerja anak menurun adalah cukup banyak investasi dilakukan di sektor pendidikan guna mengurangi jumlah pekerja anak sekaligus pengentasan kemiskinan.

Selain itu juga meningkatnya pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara di Asia turut  mempengaruhi tren ini.

"Banyak negara-negara di Asia terus berkembang ekonominya, mereka bergerak dari negara-negara berkembang menjadi negara berpendapatan menengah keatas.”

Singh mengatakan sejak 13 tahun lalu jumlah pekerja anak di kawasan Asia Pasifik  diketahui berjumlah 78 juta orang. Angka ini menurun dari sebelumnya  113 anak.

Meski demikian, ILO menilai masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk mencapai target penghapusan bentuk terburuk dari pekerja anak pada tahun  2016.

Singh juga mengatakan saat ini ada perpindahan tipe industri terkait praktek pekerja anak. Jika sebelumnya anak-anak  banyak dipekerjakan di sektor pertanian, saat ini kebanyakan dari mereka dipekerjakan disektor jasa.

ILO mendesak negara-negara seperti Australia dan Selandia Baru untuk menandatangani Konvensi Penghapusan Bentuk Terburuk dari Pekerja anak dalam tempo 3 tahun, lantaran  kedua negara ini merupakan satu dari sedikit negara yang belum menandatanganinya.