Joshua Baker Derita Gangguan Mental
Seorang pria Australia yang dituduh membawa narkoba ke Bali berharap dapat terhindar dari proses hukum setelah seorang psikiater setempat menyatakan kalau dia sedang menjalani perawatan untuk masalah kesehatan mental.
Joshua James Baker menghadapi ancaman hukuman penjara yang signifikan setelah petugas bea cukai menghentikannya Senin pekan lalu (9/10/2017) di Bandara Denpasar, Bali dan menemukan 28 gram ganja yang dicampur dengan tembakau di kopernya.
Polda Bali telah menetapkannya sebagai tersangka untuk kasus impor obat-obatan terlarang (15/10/2017), yang merupakan tahap pertama dari proses yang biasanya berujung pada persidangan dan penetapan vonis.
Kuasa hukum Joshua Baker, Maya Arsanti mengatakan dengan gangguan kesehatan mental yang diderita kliennya berarti kasus tersebut tidak dapat dilanjutkan dan dia harus dideportasi ke Australia daripada diadili di Indonesia.
“Didalam hukum Indonesia, orang yang mengalami gangguan mental tidak bisa diproses dalam (sistem) keadilan,” kata Arsanti.
Maya Arsanti menunjukan sebuah catatan medis dari psikiater Denpasar, Denny Thong yang menyatakan bahwa dia telah mengobati Joshua Baker empat kali sejak tahun 2015 untuk “gangguan mental”.
Dr Thong mengatakan bahwa Joshua James Baker membutuhkan obat penenang.
ABC News
Joshua Baker dijadwalkan akan dipindahkan dari sebuah rumah sakit polisi tadi malam – namun pemindahan tersebut dibatalkan sebelum tahanan dan pengawalnya meninggalkan tempat parkir rumah sakit tersebut lantaran Joshua James Baker mengeluh merasa pusing.
Joshua Baker menghadapi ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara jika terbukti mengimpor obat-obatan terlarang, namun sebagian besar orang asing yang dihukum karena narkoba dalam jumlah kecil dipenjarakan selama kurang lebih satu tahun.
Pria berusia 32 tahun itu pertama kali ditangkap Senin lalu (9/10/2017) namun berhasil lolos dari tahanan polisi sesaat setelah dirawat di sebuah rumah sakit polisi.
Dia berhasil ditangkap kembali keesokan harinya.