Jon Lewis Potret Orang Asing Di Jalanan Sydney

Setiap hari fotografer Jon Lewis menyusuri jalan untuk mendokumentasikan wajah kosmopolitan yang selalu berubah di Sydney,New South Wales.

“Apa yang ingin saya katakan di dalam foto-foto saya adalah bahwa setiap orang penting, bukan hanya warga kulit putih yang berkaki panjang saja,” katanya tentang tujuan dari karya fotografinya.

“Foto-foto ini juga mengabadikan wajah orang-orang Asia, orang-orang pribumi, orang-orang religious juga, itu mencakup seluruhnya.”

Selama empat tahun terakhir ritual harian yang dilakukan Jon Lewis adalah meminta orang asing untuk bersedia difotonya secara mendadak dengan cahaya yang tersedia.

Lewis tidak bisa memprediksi siapa yang akan dia hadapi atau apa yang akan membuatnya tertarik dengan karakter tertentu dalam perjalanannya.

“Saya tidak tahu sama sekali sampai saya melihatnya, tapi sampai pada tahap itu, akan selalu ada waktu bagi saya untuk bertanya-tanya apa yang akan mengejutkan saya atau foto itu memang berbicara sendiri kepada saya.”

Tahun lalu Perpustakaan Negara Bagian NSW memperoleh 50 gambar pilihan dari rangkaian potret jalanannya yang terus berkembang dan saat ini jumlahnya sudah mencapai lebih dari 750 gambar.

Foto-foto hasil jepretan kamera Lewis tampak sangat mudah, tapi ini adalah teknik yang telah dia lakukan untuk menyelesaikan karir selama lima dekade.

“Saya selalu menyukai [fotografi] sepanjang usia dewasa saja.”

Lahir dari ayah seorang pria Australia dan ibu Yahudi-Amerika di Maryland, AS, Jon Lewis datang untuk tinggal di Australia pada tahun 1951.

Pada 1970-an, dia mendirikan Greenpeace Australia dan bergabung bersama tokoh-tokoh kreatif lain yang terkenal sebagai  bagian dari Yellow House art collective di Potts point Sydney.

Profesi tersebut membawanya ke Eropa, Asia, Pasifik dan pedalaman Australia, dan menuntun gambar-gambar hasil jepretannya yang bergaya documenter telah diakuisisi oleh institusi budaya dan kolektor pribadi di seluruh dunia.

“Senang melihat dunia terlihat dalam foto-foto, hal-hal yang benar-benar terjadi dan berarti sesuatu bagi banyak orang.”

Asisten Jon Lewis, Sarah Barker memainkan peran penting dalam mengurasi, memamerkan dan menyoroti foto-foto itu  melalui media sosial.

“Saya pikir ini adalah pekerjaan penting yang membutuhkan orang untuk melihatnya,” kata Barker.

Menurutnya, gambar terbaik Lewis adalah berkat hasil pendekatannya yang ramah dan transparan dengan subjek yang diabadikannya.

“Sebagian besar fotografi jalanan ini dilakukan dengan orang-orang yang tidak sadar bahwa mereka sedang difoto, padahal dia benar-benar ingin mereka menjadi bagian aktif dari apa yang dia lakukan,” katanya.

“Jadi karena itulah dia meminta izin; bergaul dengan mereka, itu membuat mereka menjadi bagian yang sangat interaktif dari foto tersebut.”

“Saya pikir itu bermartabat dan cara yang baik untuk mendapatkan suatu karya yang baik adalah dengan mengakui orang yang Anda ambil gambarnya,”  kata Jon Lewis menambahkan.

Meski dia seorang veteran di balik lensa, Lewis mengakui bahwa mendekati orang [untuk diambil gambarnya] masih bisa menjadi hal yang menantang untuk dilakukan.

“Tapi secara umum orang-orang yang saya ambil gambarnya sangat menyenangkan, mereka sangat akomodatif, dan jika Anda benar-benar dan senang dengan mereka mereka biasanya akan sangat mudah untuk dipotret.”

Sementara Ia selalu membawa peralatan kamera yang ringan, Jon Lewis membiarkan satu tip untuk membuat potret yang menarik dari orang asing.

“Humor adalah hal yang indah untuk dihadirkan saat Anda sedang memotret orang-orang yang tidak Anda kenal.”

Pameran fotografi karya Jon Lewis  berjudul ‘Perfect Strangers’ sedang  dipamerkan di The Photography Room di Canberra sampai 4 Maret.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.