ABC

Joel Grant, Bule Australia yang Merasa Indonesia Tanah Airnya

Di ajang Lomba Berbahasa Indonesia tingkat Nasional di Australia, atau National Australia Indonesia Language Awards (NAILA) tahun 2017, Joel Grant memenangkan kategori Junior Executive Awards.

Joel merasa bersyukur karena setelah belajar bahasa Indonesia, ia lebih memahami hubungan Australia dan Indonesia.
Joel merasa bersyukur karena setelah belajar bahasa Indonesia, ia lebih memahami hubungan Australia dan Indonesia.

Foto: Koleksi pribadi

Joel yang kini bekerja di Jakarta bersama Duke of Edinburgh’s International Award Foundation mengaku tidak pernah terlintas sebelumnya untuk belajar bahasa dan budaya Indonesia selepas ia lulus SMA.

Baru di tahun 2008, di saat-saat terakhir memilih jurusan, ia akhirnya memutuskan belajar Indonesia Studies di University of Sydney.

Tapi ia mengaku tidak pernah menyesal dengan pilihannya. Ia justru bertransformasi menjadi ‘Mas Paijo’ dan menemukan banyak manfaat belajar bahasa dan budaya Indonesi

Berikut wawancara Erwin Renaldi dari ABC Melbourne bersama Joel Grant, yang dihubungi saat Joel sedang berada di China.

Sebelum memutuskan belajar bahasa dan budaya Indonesia, seperti apa Anda melihat Indonesia?

Sejujurnya, saya tidak tahu apapun tentang Indonesia sebelumnya dan hanya tahu jika ada kejadian besar seperti Tsunami di tahun 2004 atau saat kasus Schapelle Corby banyak dibahas di media-media uatama di Australia. Saya merasa senang karena keputusan terakhir belajar Indonesia menjadi pilihan terbaik bagi karir saya dan mengubah hidup saya menjadi lebih baik.

Joel merasa 'HI' bukanlah lagi Hubungan Internasional, tetapi 'Hubungan Intrerpersonal'.
Joel merasa 'HI' bukanlah lagi Hubungan Internasional, tetapi 'Hubungan Intrerpersonal'.

Foto: Koleksi Pribadi

Bukankah tidak banyak anak-anak muda di Australia yang melihat manfaat dari belajar bahasa Indonesia?

Setelah saya lulus kuliah, saya dengan cepat melihat betapa besarnya keuntungan dari bisa berbahasa Indonesia saat mencari kerja, khususnya di LSM. Belajar bahasa Indonesia tidak hanya membuka kesempatan berkarir, tetapi juga mengubah pandangan saya soal hidup. Saya jadi bisa menikmati keindahan Indonesia, membangun hubungan kuat dengan orang-orangnya, yang sudah dianggap saudara sendiri.

Kenapa kamu dikenal dengan sebutan Mas Paijo, apa karena logat Jawa kamu yang kental?

Ini salah satu yang saya suka dari Indonesia. Setiap pergi ke kota-kota, ada bahasa baru untuk dipelajari. Dari setiap kota yang pernah saya tinggali, saya mencoba mempelajari bahasa-bahasa daerah sebaik mungkin. Tahun pertama saya tinggal di Yogyakarta, artinya bahasa Jawa menajdi bahasa daerah pertama yang saya pelajari. Tidak butuh lama, saya menjadi ‘Mas Paijo’, karena bicara bahasa Jawa setiap ada kesempatan, meski saya kurang tahu apakah saya bicara ‘Kromo’ [formal] atau ‘Ngoko’ [lebih santai]. Saya juga belajar bahasa daerah saat tinggal di Manado selama enam bulan. Juga bahasa Bedek-bedek waktu tinggal dua tahun di Bali, dan tentu saja bahasa gaul Jakarta.

Skip YouTube Video

FireFox NVDA users – To access the following content, press ‘M’ to enter the iFrame.

Anda bisa menonton cuplikan dari pidato Joel soal kecintaannya terhadap Indonesia lewat tautan berikut.

Jadi apakah sekarang kamu sudah merasa seperti orang Indonesia?

Apakah saya orang Indonesia? Mungkin maunya, tapi lebih baik jika disebut saya sebagai seorang yang cinta Indonesia. Saya rasa penting untuk mengenali diri kita sebagai warga dunia sekarang ini, banyak budaya berbeda yang bisa dibagi dan dipelajari dari satu sama lain. Untuk alasan ini, saya tak akan pernah lupa jika saya adalah orang Australia yang tinggal di Indonesia. Inilah pesan utama yang ingin disampaikan dalam pidato saya untuk NAILA. Hubungan masa depan diantara dua negara kita akan ditentukan oleh generasi muda masa kini, karenanya sangat penting untuk membangun hubungan interpersonal antara warga Australia dan Indonesia.

Joel banyak terlibat dengan berbagai organisasi di Indonesia yang fokus pada pengembangan pemuda.
Joel (paling kanan) banyak terlibat dengan berbagai organisasi di Indonesia yang fokus pada pengembangan pemuda.

Foto: Koleksi Pribadi

Kamu punya rencana ambil S-2 di Australia, bukan? Jika kamu pulang ke Australia, akan kangen sekali dengan Indonesia?

Meninggalklan Indonesia bukanlah hal yang mudah. Saya sudah ‘terjebak’ tinggal di Indonesia selama enam bulan, karena menjadi tempat paling asyik untuk hidup. Akan sulit untuk meninggalkan rumah kedua saya ini, jika memang harus. Tapi, untungnya Indonesia sangatlah dekat dengan Australia. Jadi tidak akan pernah sulit untuk ‘mudik’ dan kembali ke Indonesia untuk mengunjungi keluarga angkat saya di penjuru Nusantara. Karenanya, saya tak akan benar-benar meninggalkan Indonesia, karena akan selalu menjadi rumah bagi saya.