ABC

Jika Terpilih, Prabowo Prioritaskan Pertemuan dengan Tony Abbott

Tim sukses calon presiden Prabowo Subianto mengumumkan bahwa pertemuan dengan Perdana Menteri Australia Tony Abbott menjadi prioritas utama pemerintahan Prabowo jika dia terpilih dalam pilpres minggu ini.

Juru bicara urusan luar negeri tim Prabowo, Tantowi Yahya mengatakan kepada ABC bahwa mantan petinggi militer tersebut akan mengunjungi Australia untuk memperbaiki hubungan bilateral kedua negara jika terpilih. 

Setelah empat minggu masa kampanye, saat ini bangsa Indonesia memasuki minggu tenang sebelum memilih hari Rabu (9/7/2014).

Saingan Prabowo, Joko Widodo, menggunakan masa tenang ini untuk melakukan ibadah umrah ke Mekah, Arab Saudi. Ritual ini juga dilakukan olehnya sebelum memenangkan pemilihan walikota dan gubernur. 

Prabowo mengatakan kepada ABC bahwa program kampanyenya telah mencapai klimaks pada saat yang tepat.

"Ini sama seperti pertandingan sepakbola dan kita saat ini berada di final," katanya.

"Dia (Jokowi) juga mendapat dukungan. Faktanya dia sudah mencapai sejauh ini dan saya juga telah mencapai sejauh ini menunjukkan bahwa dirinya juga mendapat dukungan nyata. Mari kita percayakan kepada rakyat Indonesia."

Seperti diketahui, strategi kampanye tim Prabowo Subianto sangat sistematis dan terencana, sedangkan Jokowi sangat acak dan mengandalkan kelompok arus bawah.

Hasil polling menunjukkan hasil yang beraneka ragam, namun tren menunjukkan bahwa popularitas meningkat beberapa bulan belakangan.

Saudara Prabowo, Hashim, yang juga penyandang dana kampanye Prabowo, percaya bahwa hasil sebenarnya jauh lebih dari yang ditunjukkan hasil polling.

"Saya telah memperhatikan tujuh hasil polling yang berbeda yang semuanya menunjukan kita memimpin. Sedangkan hasil polling internal kami menunjukkan kami unggul 7,5 persen," ujarnya.

Jika Prabowo terpilih sebagai presiden di hari Rabu, diplomat di Jakarta dan seluruh penjuru dunia akan mengirim analisis tentang siapa dia dan bagaimana bekerja sama dengan dia.

Untuk Australia, tim Prabowo bertindak lebih awal.  

"Dia (Prabowo) ingin duduk bersama dengan Perdana Menteri (Australia) untuk meninjau ulang apa yang telah kita lakukan di masa lalu dan melihat apa yang seharusnya kita lakukan di masa depan untuk memperbaiki apa yang dianggap salah," Tantowi berujar. 

Dia menekankan bahwa Prabowo akan melanjutkan kebijakan pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang belum selesai dalam memperbaiki hubungan kedua negara.

Abbott telah mengatakan bahwa perbedaan kedua negara terkait isu pengungsi telah "diselesaikan secara substansial".

Meskipun tim Prabowo tidak memiliki perhatian khusus terhadap isu tersebut, namum mereka akan mengikuti kebijakan yang telah diambil oleh Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa. 

"Kami akan tetap berpegang teguh pada kebijakan kami jika terkait masalah kedaulatan. Tidak ada kompromi untuk itu," tambah Tantowi.

Jokowi mengatakan sebelumnya bahwa dia berencana untuk melakukan diplomasi dan melaksanakan retorika yang tidak melibatkan perang untuk menyelesaikan masalah dengan Australia.