ABC

JICC Wadah Berbaur Ibu Rumah Tangga Hingga Ekspatriat

Musik adalah bahasa universal. Filosofi ini agaknya benar-benar dihayati oleh komunitas menyanyi ‘Jakarta International Community Choir’ atau dikenal dengan JICC. Sejak dibentuk tahun 2006 silam, JICC telah menjadi wadah percampuran individu dari berbagai latar belakang. 

Jakarta International Community Choir, JICC, tengah beraksi di acara 'Asian Art Festival 2014' di Singapura. (Foto: JICC)
Atas nama kecintaan pada dunia menyanyi, ibu rumah tangga, pegawai kantoran, pebisnis, guru, hingga insinyur, semuanya kompak melebur dalam komunitas yang banyak mengusung lagu-lagu musikal ala ‘Broadway’ ini.

Adalah Ivonne Atmodjo, pendiri sekaligus direktur musik JICC, sosok paling berjasa di balik hadirnya kelompok ini. Berbekal ajakan dari murid privat-nya yang merupakan seorang ekspatriat perempuan, Ivonne, guru musik kelahiran Surabaya ini, membulatkan tekad untuk mendirikan sebuah grup paduan suara yang multiidentitas.

“Paduan suara dengan campuran identitas seperti JICC adalah bukti nyata bahwa musik tak memiliki batasan,” ujar perempuan berambut panjang ini.

Tak hanya sang guru yang memiliki pandangan demikian, salah seorang anggota JICC yang juga ekspatriat asal Australia, Paul Harris, pun berpendapat senada.

“Menyanyi adalah hobi, banyak orang suka menyanyi. Yang menarik, komunitas ini tidak eksklusif, ada nilai toleransi yang tersirat, di sini semua orang ingin bersenang-senang,” kata Paul.

Ivonne Atmojo (tengah, bersepatu putih) dalam sesi latihan JICC yang diadakan tiap Senin di American Club, Jakarta. (Foto: JICC)
Ivonne tak memungkiri kecintaannya pada dunia paduan suara banyak dipengaruhi oleh pengalamannya selama tinggal di negeri Paman Sam.

“Di Amerika, banyak sekali community choir, community theatre, barbershop singing community, dan lain-lain. Saya selalu menyanyi dalam sebuah paduan suara selama 7 tahun masa studi saya di sana, dan pengalaman positif yang saya dapat, menginspirasi saya untuk membentuk JICC,” kisahnya.

Ketika awal dibentuk 8 tahun silam, hanya ada 15 orang yang bergabung. Kemudian grup ini sempat berkembang pesat pada tahun 2008, dengan jumlah anggota mencapai lebih dari 60 orang.

“Berhubung Jakarta makin hari makin macet, sekarang anggota aktif kita sekitar 35 orang. Namun ke-35 orang ini cukup akrab sehingga kita rasanya seperti keluarga,” terang Ivonne seraya menyunggingkan senyum.

Walau hampir seluruh anggota JICC, yang memiliki interval usia antara 25 hingga 60 tahun, bukan penyanyi profesional dan tak harus mampu membaca not balok, Ivonne yang lulusan San Francisco Conservatory of Music ini selalu menerapkan sistem latihan yang disiplin. Misalnya saja, anggota yang tak hafal lirik dan gerakan lagu mendapat hukuman serta selalu menggunakan bahasa Inggris sebagai medium tiap pertemuan.

“Saya terkesan dengan Ivonne, guru musik kita di JICC. Meski sebagian besar anggota adalah penyanyi amatir yang hanya hobi menyanyi, tapi Ivonne mengajarkan segalanya dengan profesional,” tutur Inoek Brouwer, salah seorang anggota berkebangsaan Belanda.

Kesan serupa juga ditangkap oleh Paul, “Saya tidak punya pengalaman menari, tentu saja koreografi adalah bagian tersusah dari JICC. Latihannya memang melelahkan, tapi tetap menyenangkan, kita bisa tertawa-tawa tiap latihan,” akunya.

Aksi Paul Harris bersama JICC di Singapura. Karena lagu musikal yang dibawakan bertema 'Alice in Wonderland', maka Paul (dan juga anggota JICC lain) berkostum ala 'Wonderland'. (Foto: JICC)
Menyanyi sekaligus mengembangkan diri

Paul Harris baru bergabung dengan JICC pada Januari lalu. Ia mengetahui komunitas ini dari internet. Paul tertarik untuk bergabung karena dirinya memang mencintai musik, dan beberapa tahun sebelumnya pernah menyaksikan konser JICC. Tapi seiring berjalannya waktu, tak hanya manfaat di bidang musik yang ia dapat.

“Ikut JICC itu memang soal komitmen, pergi latihan tiap Senin di tengah lalu lintas yang padat, tapi di sini kita berkesempatan bertemu orang-orang baru,” tutur pria asal Perth yang putrinya adalah jurnalis ABC ini.

Bagi Chairis Yoga, anggota JICC yang telah bergabung sejak 2008, dengan bergabung di komunitas ini, tak hanya sekedar teman-teman baru yang ia dapat, tapi juga keluarga baru.
“Waktu pertama kali bergabung saya tak pernah membayangkan range usia anggota JICC. Ternyata di sini saya punya teman yang lebih muda dan lebih tua, kita bisa nyambung semua dan kompak. Ini menurut saya unik,” utaranya.

Indra Suryati pun merasakan hal yang sama. Walau menurutnya ia berusia jauh lebih tua dibanding rata-rata anggota JICC lainnya, tapi ia tak pernah merasa canggung bergaul di tengah komunitas ini. Selain itu, perempuan yang sempat menjadi Juara II Nasional Bintang Radio dan TV tahun 1975 ini, juga merasa JICC adalah tempat yang pas bagi pengembangan diri seseorang.

“Ivonne adalah guru yang selama ini belum pernah saya dapatkan. Ia tak hanya mengajarkan vokal tapi juga koreo. Ivonne membuat range suara saya semakin tinggi, karena menurutnya pita suara itu bisa dilatih. Banyak ilmu yang saya dapat di sini,” urainya kepada Nurina Savitri dari ABC International.

Tak hanya menyanyi, anggota JICC pun juga belajar koreografi untuk melengkapi lagu-lagu musikal yang dibawakan. (Foto: JICC)
Indra lantas mencontohkan pengalaman putrinya, yang juga bergabung dengan JICC.
“Anak saya tadinya kurang percaya diri (PD), gara-gara ikut JICC jadi lebih PD, bisa tampil di depan umum lebih nyaman dan nggak kagok,” ceritanya.

Lain Indra, lain pula Inoek. Bagi dara asal Den Haag yang berprofesi sebagai ‘business developer’ ini, JICC justru memberinya pengalaman budaya.

“Yang saya suka dari JICC adalah saya bisa belajar mengenai kebudayaan Indonesia dan bergaul lebih intens dengan orang-orang Indonesia. Karena meski ada beberapa anggota ekspat, orang Indonesia lebih dominan jadi saya lebih banyak bergaul dengan orang Indonesia,” ungkapnya.

Terlepas dari kesan para anggota mengenai komunitas ini, Ivonne Atmojo memang menyimpan misi tersendiri dari kehadiran JICC.

“Sebagai seorang guru musik, pesan yang ingin saya sampaikan adalah, tak peduli seberapa muda atau seberapa tua usia anda, berhubungan dengan musik hanya akan membuat hidup anda lebih baik dan lebih bahagia,” ujarnya menutup perbincangan.