ABC

Jepang Tidak Siap Hadapi Invasi Laba-laba Beracun Asal Australia

Pakar memperingatkan sistem kesehatan Jepang belum siap mengatasi invasi laba-laba punggung merah yang mematikan, dengan terbatasnya anti-racun yang disediakan oleh otoritas berwenang.

 

Laba-laba Redback pertama kali ditemukan di Jepang tahun 19 tahun lalu, namun baru sekarang ini menjangkau Ibukota Jepang, Tokyo.

Sekitar belasan laba-laba beracun asli Australia ditemukan di sebuah taman kecil di wilayah Mitaka Tokyo, membuat sejumlah orang tua ketakutan.

Laba-laba punggung merah ini dengan segera ditangkap dan dibinasakan oleh otoritas setempat namun pejabat pemerintah, Motosugu Tanaka mengatakan mereka tidak mampu menghentikan penyebaran laba-laba beracun ini.

"Sulit dimengerti mengapa laba-laba ini hanya ada di Mitaka, kemungkinan mereka juga akan dapat ditemukan di banyak daerah lain di Tokyo di waktu mendatang," kata Tanaka. 
 
Dr Koichi Goka dari Institut Nasional untuk Studi Lingkungan Hidup mengatakan sistem pengobatan Jepang tidak siap untuk mengatasi penyebaran laba-laba ini. 
 
"Sistem medis di Jepang terbelakang mengenai cara mengatasi laba-laba ini. Karena pemerintah hanya memiliki anti-bisa (venom) di Osaka dan Fukuoka saja tetapi provinsi lain tidak memiliki persediaan anti-venom. Jadi hewan ini akan menjadi masalah serius yang perlu ditangani," katanya.
 
Ahli Jepang juga memperingatkan mengenai kemungkinan laba-laba redbacks atau laba-laba punggung merah ini bermutasi di Jepang dan kembali ke Australia dengan gigitan yang mengandung racun lebih kuat.
 
Bahaya laba-laba redbacks yang kemungkinan sangat mematikan bagi anak kecil dikenal dengan baik di Australia namun belum bagi warga Jepang.
 
Program pendidikan di sekolah untuk mengantisipasi bahaya penyebaran laba-laba Redbacks ini mulai dilakukan untuk mengajarkan anak-anak agar tidak menyentuh laba-laba kecil berpunggung merah yang cantik.
 
Laba-laba beracun asal Australia ini pertama kali dideteksi di Jepang tahun 1995 di Kota Osaka.
 
Sejak itu hewan ini terus menyebar dengan cepat ke hampir seluruh wilayah di Jepang, pakar memperkirakan saat ini populasi laba-laba Redbacks mencapai lebih dari 10,000 ekor.
 
Dan yang lebih mengejutkan banyak dari laba-laba redback Australia berhasil selamat dari buruknya musim dingin di Jepang.
 
Dr Goka mengatakan laba-laba ini telah menemukan cara untuk melindungi diri dari musim dingin di Jepang dengan bersembunyi di alat-alat pemanas dan juga toilet berpemanas.
 
"Satwa ini berkembang luas karena tidak memiliki musuh alami dan mereka memiliki banyak makanan," tambahnya.
 
Laba-laba punggung merah atau redbacks ini telah menggigit lebih dari 100 orang di Jepang, namun sejauh ini belum ada korban yang tewas.