ABC

Jenderal Polisi Thailand Minta Suaka Politik di Australia

Seorang pejabat senior kepolisian yang mengepalai tim penyelidik mengenia penyeludupan manusia telah meninggalkan Thailand karena khawatir akan keselamatanya dan meminta suaka politik di Australia.

Mayor Jenderal  Paween Pongsirin sudah melakukan penyelidikan mengenai perdagangan manusia yang melibatkan migran muslim Rohingnya sejak ditemukannya kuburan masal dan 26 mayat manusia di Thailand Selatan bulan Mei lalu.

Mayat-mayat itu diperkirakan adalah para pengungsi Rohingya dan mereka adalah korban perdagangan manusia.

Kuburan massal di Thailand Selatan dimana yang menjadi korban adalah pengungsi muslim Rohingya. (ABC)
Kuburan massal di Thailand Selatan dimana yang menjadi korban adalah pengungsi muslim Rohingya. (ABC)

Mayjen Paween mengatakan penyelidikannya dihentikan oleh para pejabat berpengaruh di dalam pemerintahan, polisi dan militer.

Dia mengatakan para pejabat tinggi ini berulang kali menghalangi penyelidikannya.

"Banyak pejabat pemerintah harus diajukan ke pengadilan." kata Paween kepada ABC.

"Ada banyak tentara yang baik, namun polisi dan tentara terlibat dalam menjalankan perdagangan manusia. Sayangnya polisi buruk dan militer buruk adalah mereka yang memegang kekuasaan," katanya.

Penyelidikan sekarang dihentikan.

Penyelidikan yang dilakukan Mayjen Paween dilanjutkan dengan perintah penahanan terhadap 153 orang, termasuk beberapa politisi lokal, pengusaha kaya, empat polisi, anggota angkatan darat, angkatan laut, polisi dan Komando Operasi Keamanan Dalam Negeri Thailand.

Sebanyak 91 orang telah dikenai tuduhan, dan persidangan mulai dilakukan di ibukota Bangkok.

Mayor Jenderal Paween Pongsirin merasa terancam setelah memimpin penyelidikan mengenai perdagangan manusia di Thailand. (ABC)
Mayor Jenderal Paween Pongsirin merasa terancam setelah memimpin penyelidikan mengenai perdagangan manusia di Thailand. (ABC)

Salah seorang tertuduh adalah mantan penasehat senior militer Letnan Jenderal Manas Kongpan.

Mayjen Paween mengatakan pengadilan sekarang akan  berjalan tidak fair. "Bagaimana saksi percaya bahwa mereka akan mendapatkan perlindungan sekarang." katanya.

Dan dia mengatakan polisi sekarang tidak berani lagi menangani kasus ini dengan serius. "Saya kira polisi di sana tidak lagi memiliki keberanian untuk melanjutkan," ujarnya.

Di awal November, Mayjen Paween mengatakan dia diberitahu bahwa dia dipindahkan ke Thailand Selatan, dimana sebagian besat tertuduh berdomisili dan memiliki pengaruh.

Namun dia secara resmi mengajukan pengunduran diri sebelum dipindahkan, dengan alasan merasa keselamatannya terancam.

"Saya harus melaksanakan tugas tanpa harus merasa dalam keadaan berbahaya." kata Paween.

"Namun saya menyadari betapa berbahaya. Saya bekerja di daerah perdagangan manusia, guna membantu mereka yang berada dalam kesuliitan," katanya. "Saya tidak memikirkan mengenai keuntungan pribadi, namun sekarang saya sendiri yang berada dalam  keadaaan berbahaya."

"Saya percaya masih ada tempat yang aman bagi saya, tempat yang aman di bumi ini untuk saya." katanya lagi.