ABC

Jelajahi Australia Lewat Layar Kaca Anda Sepanjang Bulan Mei

Selama sebulan Anda diajak untuk melihat lebih dekat kehidupan di benua kangguru. Mulai dari aspek budaya, gaya hidup, kuliner, pendidikan, hingga kisah para warga ndonesia di Australia.

Australia, negara tetangga terdekat Indonesia menyimpan banyak ragam kehidupan yang bisa jadi berbeda dengan di Indonesia. Untuk lebih mengenal tetangga terdekat Indonesia ini, RCTI dan Global TV bekerja sama dengan ABC International menayangkan cerita-cerita dari Australia selama sebulan penuh sepanjang bulan Mei di program berita pilihan RCTI dan Global TV.  Empat jurnalis dari RCTI dan Global TV telah berada di Australia sejak awal April lalu.

Saat meliput salah satu pejabat bidang transportasi di Melbourne
Selama sebulan mereka telah berkeliling Australia, mengunjungi tempat-tempat menarik di Melbourne, Sydney, Adelaide, dan Canberra. Di Melbourne, mereka mencoba mencari tahu alasan mengapa kota tersebut menjadi kota paling layak huni, atau the Most Livable City in The World selama tiga tahun berturut-turut

Tengku Muhammad Saiful Anwar, reporter RCTI (Photo: Erwin Renaldi)
“Melbourne ini sangat teratur dan tertib meski banyak orang,” ujar Saiful Anwar, reporter senior yang sudah berkecimpung di dunia media selama 20 tahun. Saiful yang biasanya lebih sering meliput hal-hal yang berbau politik bersama RCTI mengaku kalau liputannya kali ini sangat menantang. “Saya belum pernah liputan budaya yang sampai detail soal budaya seperti kali ini, liputan yang bergaya ringan (bukan hal serius) dan saya harus memahami dan mengenal budaya negara lain,” tambahnya.

Ardi Nugroho, juru kamera Global TV (Photo: Erwin Renaldi)
Sementara saat mereka di Adelaide, mereka banyak bertemu dengan komunitas warga Indonesia. Mulai dari pagelaran INDOfest, hingga penampilan angklung dan gamelan. Tentunya ada kebanggaan melihat bagaimana budaya Indonesia mendapat pengakuan di kota Adelaide, yang mendapat julukan kota seribu gereja ini.

"Saya merasa bangga saat angklung mendapat sambutan luar biasa di INDOfest,” ujar Ardi Nugroho, juru kamera Global TV. “Gamelan juga ternyata diminati, dan unsur mistisnya tak kalah hebatnya dengan di Indonesia.” Ardi juga mengaku kunjungannya ke Australia ini mengubah paradigma soal Australia yang pernah didengarnya.

"Australia ternyata bisa bertoleransi dengan banyak budaya dan sangat terbuka bagi para pendatang,” jelasnya. Belum lengkap tentunya kalau tidak mengunjungi kota Sydney, yang dikenal dengan ikon Opera House di dunia.

 

Zacky Hussein, news presenter, reporter di Global TV
Disini mereka tidak hanya melihat dinamika kota Sydney, sebagai kota paling padat di Australia tapi juga keindahan arsitektur dan ruang terbuka yang ditawarkan bagi warganya. Mereka juga berkesempatan meliput festival seni Biennale yang digelar di salah satu pulau, yang ternyata sangat berkesan bagi Zacky Hussein, presenter Global TV.

“Pemandangannya paling bagus di Cockatoo Island. Kita menceritakan bagaimana tempat yang bersejarah, pernah menjadi penjara di masa lalu, tapi bisa disulap menjadi tempat yang indah dengan sejumlah instalasi seni,” ujar Zacky. Setelah beberapa hari di Australia, Zacky berharap kalau Australia dan Indonesia bisa rukun sebagai tetangga terdekat.

Meliput teknologi di Questacon, Canberra
“Harapan saya, seperti dalam kehidupan bertetangga, adanya saling menghargai dan tolong menolong. Jadi apapun masalah politik yang pernah terjadi, tetapi jangan pernah mempengaruhi kehidupan rakyatnya,” katanya. Sementara di ibu kota Canberra, mereka akan mengajak pemirsa untuk menikmati hiburan sambil menimba ilmu pengetahuan dan sains, selain tentunya menyusuluri kota yang menjadi sentra politik di Australia.

Mereka juga berkesempatan mengunjungi Australian National University (ANU) yang banyak mencetak lulusan sebagai pejabat di Indonesia, mulai dari Wakil Presiden Boediono, Menteri Mari Elka Pangestu, Denny Indrayana, dan masih banyak lagi.

Hendra Bratadharma, juru kamera di RCTI I(Photo: Erwin Renaldi)
Tentunya ada kesan tersendiri saat meliput di Australia, seperti yang diakui Hendra Bratadharma, juru kamera RCTI. “Di Australia, semua serba terstruktur, jadi mengambil gambar pun harus berhati-hati. Misalnya saat mengambil gambar tempat bermain, jadi banyak anak-anak,” jelas Hendra. “Terlepas sebagai jurnalis, ternyata kita harus mengikuti etika.”

Dari liputan ini diharapkan dapat lebih memperkenalkan budaya Australia dan melihat bagaimana diakuinya Indonesia di Australia, seperti yang diutarakan Saiful.

“Indonesia cukup berperan di australia, mungkin hanya politik saja yang memperkeruh hubungan. Tapi dalam liputan ini kami akan ceritakan bagaimana Indonesia memiliki kedudukan cukup penting bagi Australia,” ujar Saiful.

Simak acara Jelajah Australia di Seputar Indonesia, RCTI dan Windows on Australia di Buletin Siang Indonesia, Global TV, setiap harinya mulai tanggal 1 Mei 2014.