ABC

Jakarta Post Jadi Rujukan Debat Pencari Suaka di Australia

Suratkabar berbahasa Inggris the Jakarta Post menjadi rujukan dalam perdebatan politik domestik Australia mengenai penanganan pencari suaka. Hari Kamis (9/1/2014), pemimpin Partai Buruh yang beroposisi Bill Shorten menegaskan, pembayar pajak Australia mengetahui apa yang dilakukan pemerintahnya justru melalui suratkabar terbitan Jakarta tersebut.

Sebelumnya, PM Tony Abbott bersikukuh atas sikap diam pemerintahnya dalam isu Operasi Kedaulatan Perbatasan. Ia mengatakan siap menerima kritikan  atas apa yang dilakukannya jika hal itu berarti menghentikan kedatangan perahu pencari suaka.

Pemerintahan Koalisi selalu berdalih tidak akan berkomentar atas hal teknis operasi, karena hal ini menyangkut keamanan nasional.

"Lebih baik saya terima kritikan karena sedikit tertutup dalam isu ini, namun bisa menghentikan masuknya perahu," kata Abbott.

Namun baik Partai Buruh maupun Partai Hijau kembali mendesak pemerintah terbuka menjelaskan informasi mengenai tindakan AL Australia mencegah dan mengusir balik setidaknya dua perahu pencari suaka ke perairan Indonesia.

Menurut Bill Shorten, kerahasiaan pemerintah ini harus diakhiri.

"Tidak adil kalau rakyat tidak tahu apa yang terjadi. Tidak cukup dengan berdalih ini adalah urusan teknis operasi sehingga pemerintah tidak bisa memberi tahu," katanya.

"Tidak seharusnya Jakarta Post yang menjadi cara bagi pembayar pajak di Australia untuk mengetahui apa yang dilakukan Pemerintahan Abbott," tambah Shorten.

Partai Buruh menuding pemerintah menjalankan gaya Stalin dan Korea Utara dalam memblokade media dengan menolak menjelaskan rencana pembelian 16 sekoci yang akan mengangkut pulang pencari suaka yang perahunya dicegah masuk ke Australia.

Sementara itu Panglima Angkatan Pertahanan Australia Jenderal David Hurley membantah pengakuan yang disampaikan pencari suaka yang menyatakan mereka diperlakukan kasar oleh AL Australia.

"Menurut saya, personil AL, AD, dan AU kita menjalankan tugasntya secara manusiawi," katanya. "Mereka dilatih untuk menjalankan tugas secara profesional".