ABC

Jadi Pendidik Satwa Liar, Pria Australia Ini Punya Kebun Binatang Pribadi

Ketika ia berusia 3 tahun, Chris Humfrey menemukan katak hijau di toilet umum Coffs Harbour. Bukannya kesal, Chris malah mengadopsi katak itu dan menamainya ‘Freddo’, kini, Chris masih merawat katak hijau itu.

‘Freddo’ adalah salah satu dari banyak hewan yang Chris pelihara sesuai dengan karirnya sebagai pemilik kebun binatang dan pendidik satwa liar.

Chris memiliki dan menjalankan kebun binatang pribadi seluas 4,5 hektar di wilayah Macedon, negara bagian Victoria, dengan 2.000 hewan dan 10 staf, yang semuanya adalah ahli zoologi terlatih.

"Dalam dunia yang sempurna, hewan-hewan harus berada di luar sana di alam liar, tapi ini bukanlah dunia yang sempurna. Itulah yang kami upayakan dan mengajarkan masyarakat – bahwa satwa liar telah kehilangan habitat mereka," jelasnya.

Chris Humfrey mengunjungi studio radio ABC dengan membawa hewan peliharaannya, ‘Casper’ si ular piton.

Kadangkala, proses belajar mengajar terjadi di kebun binatang, tapi Chris juga melakukan perjalanan ke sejumlah festival dan sekolah.

"Kami akan membuat orang untuk memiliki empati pada hewan-hewan ini dan belajar tentang mengapa kita perlu untuk melindungi mereka," sebutnya.

"Kita masih punya banyak hutan yang indah dan ekosistem untuk melindungi mereka," tambahnya.

Dari buaya hingga koala, hewan peliharaan Chris

Chris menggunakan banyak hewan di kebun binatangnya sebagai 'asisten' dalam perannya sebagai pendidik satwa liar.

Sebagai contoh, ia memamerkan beberapa dari mereka di salah satu program berita pagi di radio ABC.

Connie adalah burung hantu yang menggonggong (Ninox connivens), burung hantu-elang. Gonggongan burung hantu ada dua jenis: seperti anjing 'wook-wook' dan lainnya yang terdengar seperti jeritan manusia.

Mereka lebih memilih hutan terbuka, atau tepi hutan, tetapi jumlah mereka menurun, dengan hanya sekitar 50 pasang yang masih tersisa di negara bagian Victoria. Rubah, kucing liar dan keracunan pertanian, semuanya memainkan peran dalam penurunan jumlah burung hantu ini.

Julius adalah seekor buaya air asin berusia lima tahun (Crocodylus porosus). Masih satu dekade lagi, agar ia dianggap sepenuhnya dewasa. Ketika dewasa nanti, ia bisa mencapai panjang enam meter, dan berat lebih dari satu ton. Buaya jenis ini memiliki gigitan terkuat dari hewan yang ada saat ini, dan merupakan predator ganas.

Buaya air asin mengalami penurunan jumlah yang besar hingga tahun 1970-an, dengan populasi penduduk Australia Utara berkurang sebanyak 95% karena perburuan akan daging dan telur, namun jumlah spesies ini naik lagi karena akhirnya buaya air asin menjadi ‘satwa dilindungi’ di Australia.

Biawak renda adalah biawak terbesar kedua di Australia, setelah Biawak ‘perentie’. Mereka bisa mencapai panjang sekitar lebih dari dua meter, dengan ekor ramping yang berukuran satu-setengah kali panjang tubuh. Penelitian terbaru menunjukkan, gigitan mereka mungkin sedikit berbisa.

Bruce sang koala, datang ke studio ABC dalam sebuah peti yang dikemas dengan berbagai jenis daun karet. Sebagian bau yang muncul dari peti berasal dari daun karet, tetapi sebagian lainnya berasal dari bau Bruce sendiri.

"Ia punya bau seperti keringat, seperti ruang ganti pemain footy," kata Chris.

Dan kemudian ada Casper yang merupakan ular piton berkepala hitam (Aspidites melanocephalus), spesies piton yang bisa tumbuh hingga sepanjang 3,5 meter.