ABC

Israel Setujui Usulan Gencatan Senjata Mesir

Otoritas Keamanan Israel telah menyetujui sebuah usulan genjatan senjata yang ditujukan untuk mengakhiri ‘pekan berdarah’ yang terjadi di jalur Gaza, namun keraguan mengenai kebersediaan militan Palestina untuk berbuat serupa, muncul.

Keluarga Palestina tengah menuju ke sekolah PBB di Gaza untuk mencari tempat perlindungan, setelah pergi dari rumah mereka, yang berada di utara jalur Gaza, ketika angkatan laut Israel melancarkan serangan darat pada 13 Juli 2014. (Foto: AFP)
Usulan tersebut, yang dicetuskan oleh Mesir, melibatkan penghentian serangan oleh kedua belah pihak dan pembukaan pintu perbatasan mulai 15 Juli, sementara poin negosiasi dibahas dalam klausul lain.

Delegasi tingkat-tinggi Israel dan faksi-faksi dari Palestina akan melangsungkan pembicaraan terpisah di Kairo dalam 48 jam ini untuk mengkonsolidasikan gencatan senjata.

Di markas militer Israel di Tel Aviv, otoritas keamanan yang dipanggil oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sepakat untuk menyetujui usulan gencatan senjata.

Amos Gilad, pejabat pertahanan senior Israel dan seorang utusan di Kairo, memandang kesepakatan ini dengan positif, seraya menyebut bahwa Hamas telah dilumpuhkan dengan serangan udara dan laut ke Gaza.

“Lihat sisi lainnya, dan anda lihat Hamas melakukan segala upaya untuk menyerang Israel sekaligus menimbulkan penderitaan yang besar bagi rakyatnya, dari perspektif mereka. Usulan Mesir tersebut meliputi penghentian segala bentuk aksi militer,” jelas Amos.

Sami Abu Zuhri, juru bicara Hamas di Gaza, mengatakan, kelompoknya belum menerima proposal resmi apapun terkait gencatan senjata.

Ia menegaskan, segala permintaan yang diajukan kelompoknya harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum gencatan senjata dilakukan.

Hamas menginginkan agar batasan yang diterapkan Israel pada penyaluran bahan makanan dan bahan bangunan di antara Israel dan Gaza, dihapuskan. Kelompok Islam ini juga menuntut pembebasan ratusan anggotanya yang ditahan Israel.

Organisasi sayap kanan Hamas, Brigade al-Qassam, menolak usulan gencatan senjata. “Perjuangan kami melawan musuh terus berlanjut dan akan semakin keras serta intensif.”

Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, yang mencapai kesepakatan dengan Hamas pada bulan April sehingga formasi pemerintahan bersatu terbentuk bulan lalu, menyambut hangat usulan gencatan senjata dan mendesak agar usulan ini segera dilaksanakan.

Menurut data militer Israel, Hamas, yang berbasis di Gaza, telah menembakkan lebih dari 100 roket ke wilayah Israel pada 14 Juli. Sementara di sisi lain, Israel terus membombardir jalur Gaza lewat udara dan laut.

Petugas medis di Gaza mengatakan, serangan Israel, sejauh ini, telah membunuh setidaknya 180 orang Palestina dan melukai lebih dari 1300 orang, yang sebagian besar adalah sipil.

Serangan roket Hamas telah ditangkal namun puluhan warga Israel terluka sejak awal terjadinya serangan ofensif tersebut.

Serangan roket yang bertubi-tubi telah menganggu kehidupan warga dan menyebabkan banyak dari mereka meninggalkan rumah dan lari ke tempat perlindungan.

Israel telah memobilisasi puluhan ribu prajurit untuk bersiaga melakukan invasi ke Gaza jika serangan roket terus berlanjut.

“Kami masih memiliki kemungkinan untuk menginvasi dan mengakhiri serangan roket tersebut,” ungkap Amos Gilad.