Iran absen dalam konferensi regional pencari suaka
Dalam konferensi regional masalah pencari suaka yang diikuti 11 negara di Jakarta, Selasa (20/8), masing-masing negara peserta berkomitmen mencari solusi termasuk meninjau kembali kebijakan domestik di tiap negara. Namun Iran, negara penyumbang terbesar "manusia perahu" ke Australia, tidak menghadiri konferensi itu.
Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa mengatakan, mengingat banyaknya insiden yang terjadi, ia menilai pertemuan ini sangat penting untuk mencari solusi persoalan bersama.
Sebagaimana dijanjikan Presiden Indonesia SBY, forum ini ditujukan untuk mencari penyelesaian yang bisa diterapkan dalam menangani isu pencari suaka.
Hasil konkrit itu berupa 10 poin Deklarasi Jakarta. Meskipun poin-poin ini banyak merefleksikan kesepakatan-kesepakatan sebelumnya, namun 27 tolok ukur yang disepakati kali ini diharapkan benar-benar bisa menyelesaikan masalah.
"Sebenarnya deklasi ini memberi kita kerangka pemahaman dalam menangani persoalan regional pencari suaka," kata Menteri Imigrasi AustraliaTony Burke.
Konferensi dihadiri para menteri dan pejabat tinggi serta dua organisasi internasional yang menangani pencari suaka.
Sementara itu, para pencari suaka asal Afghanistan yang ada di Indonesia saat ini, sering menjadikan ancaman yang mereka alami ketika berada di negara asalnya sebagai alasan mereka mencari suaka ke negara lain.
Jumlah pencari suaka asal Afghanistan, memang merupakan yang terbesar yang saat ini berada di indonesia.
Namun, Yahya Maroofi, delegasi Afghanistan dalam konferensi mengatakan, seharusnya para pencari suaka ini tidak perlu lagi ketakutan. "Kesempatan untuk kembali ke Afghanistan terbuka bagi mereka," jelasnya.
Sayangnya, Irak dan Iran absen dalam konferensi ini. Iran merupakan negara penyumbang terbesar pencari suaka yang belakangan banyak berdatangan ke Australia dengan perahu dan menjadikan Indonesia sebagai tempat transit.
"Saya tidak mendapat informasi terakhir mengapa utusan Iran tidak hadir hari ini," kata Menlu Marty.
Indonesia telah membatalkan kebijakan visa on arrival bagi pendatang asal Iran dengan alasan, banyak warga Iran datang ke Indonesia tapi sangat sedikit yang keluar kembali.
Menlu PNG Rimbink Pato menjelaskan, 50 pencari suaka asal Iran yang saat ini ada PNG, telah mengajukan permohonan untuk dikembalikan ke negara asalnya.