Inilah Rencana Cadangan Untuk Atasi Perubahan Iklim Versi Ilmuwan
Menyuburkan lautan, melukis padang pasir atau mengirim payung ke orbit adalah beberapa hal yang sebenarnya sedang dieksplorasi oleh para ilmuwan sebagai “rencana cadangan” untuk mengatasi perubahan iklim.
Profesor Philip Boyd dari Institut Studi Kelautan dan Antartika (IMAS) di Universitas Tasmania mengatakan, para ilmuwan harus melihat segala macam potensi untuk mendinginkan planet ini.
“Itulah yang mulai dibicarakan orang-orang mengingat kurangnya momentum [untuk mencegah perubahan iklim],” jelasnya.
Ia menerangkan, “Segalanya masih berubah pada tingkat yang sangat cepat, masih mencair dengan kecepatan tinggi … itu benar-benar sesuatu yang perlu menjadi konsentrasi pikiran kita, beberapa alternatif -apakah nanti kita menggunakannya atau tidak.”
Menyuburkan lautan untuk memperbaiki plankton kurang gizi
Salah satu pilihan yang telah diamati Profesor Philip adalah menambahkan zat besi ke laut untuk melawan tingkat fitoplankton yang rendah.
Zat besi dengan tingkat yang lebih tinggi dalam plankton meningkatkan pertumbuhan mereka, yang bisa menguntungkan karena plankton telah terbukti menyerap dan menyimpan karbon dioksida, mengambilnya dari atmosfer.
Ia mengatakan, kadar zat besi dalam fitoplankton yang rendah sekarang ini sebagian disebabkan oleh kurang debu di atmosfer.
“Debu memiliki banyak zat besi di dalamnya sehingga benar-benar menyingkirkan masalah anemia untuk plankton ini. [Di masa lalu] plankton menyimpan lebih banyak karbon dan hal semacam itu menghapus lebih banyak karbon dari atmosfer,” utara Prof Philip.
"Haruskah kita memupuk laut, haruskah kita menyuburkannya, haruskah kita bermain dengannya?,” tanya Prof Philip Boyd.
Ia menyambung, “Kami telah melakukan itu pada tanah selama ribuan tahun, mengapa lautan tak diperlakukan serupa?.”
Tiap perubahan memiliki dampak
Pilihan lain untuk melawan pemanasan sedang dieksplorasi, termasuk cara memantulkan sinar matahari kembali ke angkasa.
“Jadi masyarakat telah membahas, bisakah kita membuat awan lebih cerah? Haruskah kita memutihkan padang pasir,” tanya Profesor Philip.
Ia berujar, “Bahkan haruskah kita memiliki payung raksasa di luar angkasa yang bisa kita buka seperti lensa cahaya dan memantulkan lebih banyak sinar matahari?.”
Professor Boyd said coming up with solutions was one thing; he and his colleagues also had to work out the potential flow-on effects from human interventions.
Profesor Philip mengatakan, menemukan solusi adalah satu hal; ia dan rekan-rekannya juga harus bekerja keras mencari dampak potensial dari intervensi manusia.
“Bumi ini cukup banyak terhubung. Lautan, atmosfer, daratan, semuanya saling berhubungan.
“Jika Anda bermain-main dengan satu hal, ia mungkin akan kembali dan membalas Anda, sehingga Anda benar-benar perlu tahu di mana letak koneksi ini berada," terang Philip Boyd.
Profesor Philip mengatakan, misalnya, mereka tahu bahwa letusan gunung berapi besar di Filipina mendinginkan iklim tetapi menyebabkan kekeringan di India.
“Jika kita menemukan beberapa hal yang salah, itu bisa memiliki efek yang lebih merugikan daripada menguntungkan. Ini adalah sesuatu yang harus kita perhatikan,” ajaknya.
Ia menambahkan, “Kita tahu bahwa apa yang sering terlihat sebagai solusi yang sangat sederhana dan sangat masuk akal bisa kembali dan memiliki konsekuensi yang tak terduga.”
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.
Diterjemahkan: 17:57 WIB 19/08/2016 oleh Nurina Savitri.