ABC

Inilah Hewan yang Bercinta Sampai Mati

Hidup ini teramat sulit bagi hewan marsupial Quol Utara Australia. Seumur hidupnya hewan ini bersaing keras untuk mendapatkan pasangan, setelah bertemu harus bertarung dengan jantan quol lainnya dan hanya untuk tewas setelah bercinta dengan betina yang diperebutkannya. Semua itu terjadi sebelum hewan itu sempat merayakan hari ulang tahun pertamanya.

Mahasiswa PHD dari Universitas Queensland, Jaime Heiniger telah mempelajari ritual reproduksi quoll di kawasan Groote Eylandt di Teritori Utara.
 
Dari penelitiannya ini, Heiniger berhasil mengetahui penyebab mengapa hewan sejenis marsupial ini hanya bertahan hidup selama 12 bulan saja.
"Tampaknya hewan ini memang benar-benar bercinta sampai mati,” katanya.
“Jantan Quol harus melewati pencarian panjang menuju musim kawin. Bahkan terkadang mereka harus meningkatkan luas cakupan penjelajahannya hingga 10km dari radius tempat tinggalnya, yang tergolong sangat luas mengingat dilakukan dalam kurun waktu yang singkat,”
"Dan selama penjelajahan itu mereka akan kehilangan seluruh berat badannya, kondisi mereka hingga massa ototnya." 
 
Heiniger mengatakan strategi reproduksi ini biasa dikenal sebagai semelparity, dan meskipun umum dalam kerajaan hewan jenis marsupial namun ini merupakan hal langka yang terjadi pada satwa mamalia,”
"Begitu banyak jantan quoll yang mati tampaknya disebabkan oleh beban fisiologis setelah bercinta dan sengitnya pertempuran diantara para jantan,” katanya.
Pertarungan sejak lahir
 
Umum diketahui di Australia atas, Quoll dari kawasan Utara (Dasyurus hallucatus) terancam populasinya akibat infasi kodok tebu, kebakaran dan predator yang didatangkan ke kawasan itu , seperti rubah dan kucing liar. 
Tapi wilayah Groote Eylandt, sekitar 640km timur-selatan-timur dari Darwin, merupakan kawasam bebas  kodok dan rumah bagi populasi Quoll sehat. 
Sebagai bagian dari penelitiannya, Heiniger mempelajari lebih dari 200 Quoll di pulau. 
Dia mengatakan karena jantan Quoll hanya memiliki waktu sekitar tiga minggu untuk menemukan pasangan, kemampuan mereka untuk bertarung melawan jantan lainnya dan menjelajah dalam  jarak jauh menjadi sangat penting.”
Kinerja quoll laki-laki mencapai puncaknya pada musim kawin dan cepat menurun setelah itu bila dibandingkan dengan spesies betinanya," katanya.
"Kami mendapati kalau tidak hanya ada perubahan besar dalam performa jantan quoll dan luas area jelajah sepanjang masa hidup mereka dibantingkan dengan Quoll betina. Tapi ada juga banyak variasi diantara individu yang dapat sangat mempengaruhi keberhasilan reproduksi mereka." 
Quoll utara betina sedikit lebih beruntung dan cenderung mampu bertahan hidup beberapa tahun lebih lama, dengan quol betina  tertua yang tercatat di alam liar berusia lebih dari tiga tahun. 
Sebuah studi terpisah di sabana dataran rendah di Taman Nasional Kakadu  yang juga mengamati n Quoll pada akhir Mei hingga awal Juni, dengan semua perkawinan diamati terjadi dalam jangka waktu dua minggu. 
Tapi musim berkembang biak yang tercatat pada bulan Juli di Dataran Tinggi Mitchell di Australia Barat, peneliti menyimpulkan Quoll bisa merasakan biraho jika berada dilokasi yang dekat dengan pantai.
Induk Quoll pertama, akan  memproduksi tandu besar untuk bayinya yang didominasi laki-laki – jika terjadi pembiakan akan terjadi pada tahun kedua  akan lebih kecil dan didominasi oleh anak quoll betina.
 
Para peneliti telah menemukan Quoll remaja Utara memiliki tingkat kemampuan bertahan hidup yang lebih tinggi ketika tinggal bersama orang tuanya didalam kantong induknya. Tapi begitu meninggalkan kantong dengan mata masih tertutup – Quoll bayi memiliki kesempatan yang rendah untuk bertahan hidup ketika sang ibu pergi mencari makanan di malam hari. 
 
Karena siklus reproduksi seperti ini, banyak Quoll muda sudah menjadi yatim piatu sebelum mereka cukup umur untuk mandiri, dan kondisi ini justri semakin lebih meningkatkan angka kematian. 
 
Jika Quoll muda berhasil bertahan hidup d luar kantong ibunya maka dia akan melakukan diet atau pola makan yang kayak protein seperti kumbang, belalang, kadal, katak, laba-laba, yang banyak ditinggalkan manusia di pinggir jalan.
 
Mungkin dapat dipahami jika Quol dari wilayah Utara Australia digambarkan oleh kementerian lingkungan adalah yang paling agresif dari semua spesies quoll, dan memiliki kotoran dan bau yang berbau sangat menyengat.
Laporan penelitannya dalam konferensi Masyarakat Ekologi Australia di Alice Spring baru-baru ini.