Inilah Cara Australia Antisipasi Booming Turis Asia
Ada tiga prioritas utama Australia dalam mengantasipasi ledakan turis dari negara-negara Asia termasuk Indonesia. Ketiganya meliputi penerbangan, visa dan infrastruktur pariwisata.
Demikian dikemukakan Menteri Perdagangan dan Investasi Andrew Robb, Selasa (17/3/2015). Ia menyatakan pariwisata merupakan sektor dengan tingkat pertumbuhan paling cepat di Australia dalam satu dekade terakhir.
Menurut Menteri Robb, fenomena melonjaknya turis dari kawasan perlu diantisipasi. "Pariwisata telah menjadi ekspor jasa terbesar di Australia," ujarnya.
Dijelaskan, tahun lalu misalnya sekitar 100 juta orang China pergi berlibur ke luar negeri. "Pemerintah China menyampaikan hingga tahun 2020 jumlah itu akan meningkat dua kali," katanya.
Meski demikian, turis asal China tersebut tidak otomatis akan pergi ke Australia. Karena itu, menurut Menteri Robb, tiga hal telah menjadi prioritas tahun 2015 ini.
Untuk urusan penerbangan atau aviasi, Australia mengumumkan rencana peningkatan kapasitas angkut menjadi tiga kali lipat dalam dua tahun ke depan, dari 22.500 tempat duduk dalam seminggu menjadi 67 ribu.
Australia juga akan melakukan pembicaraan lebih lanjut dengan Indonesia, Malaysia dan Qatar terkait penambahan kapasitas penerbangan ke Australia.
Kedua, sistem visa yang baik akan menjadi kunci sukses industri pariwisata. Australia mulai memberlakukan visa multiple-entry bagi pendatang dari China, serta mengujicoba sistem permohonan visa online untuk China dan India.
“Kami telah menambah jumlah negara yang bisa mengajukan permohonan visa kunjungan secara online," jelas Menteri Robb.
Ketiga, di bidang infrastruktur Australia memerlukan tambahan 22 ribu kamar hotel hingga tahun 2020. Sejumlah investor telah menyatakan rencananya untuk membangun hotel di berbagai kota di Australia.