ABC

Inilah Cara Anak Muda Australia Melawan Radikalisasi

Radikalisasi yang dijalankan kelompok teroris seperti ISIS menimbulkan keprihatian di kalangan masyarakat Muslim, termasuk di Australia. Bagaimana cara mereka melawan radikalisasi tersebut?

Salah satunya adalah dengan mendorong anak-anak muda Muslim membuat aplikasi digital untuk ponsel pintar melalui forum bernama MyHack.

Forum ini diselenggarakan oleh sekelompok anak muda yang tergabung dalam People Against Violent Extremism dan didukung Pemerintah Australia.

Event ini digelar selama tiga hari sejak 23 September di lokasi yang pernah menuai sorotan menyusul terjadinya serangkaian penggerebekan, termasuk operasi yang menurut polisi berhasil menggagalkan rencana serangan yang diinspirasi ISIS pada Hari Anzac lalu.

Koordinator MyHack Australia, Abdullahi Alim, mengatakan program ini bertujuan untuk mempromosikan kohesi sosial serta memerangi berkembangnya radikalisasi dari dalam rumah.

"Ada konsepsi tradisional atau lebih tepatnya kesalahpahaman, kalau melawan kekerasan ekstremisme adalah semata-mata masalah pemerintah. Apa kami lakukan adalah melibatkan berbagai aktor kunci di masyarakat," katanya.

"Saya pikir program ini sangat relevan di Melbourne mengingat penggerebekan yang terjadi baru-baru ini. Ada banyak isu di sana," katanya.

 

Diyakini saat ini ada 120 warga Australia yang berperang atau terlibat dengan kelompok teroris di Suriah dan Irak – mayoritas merupakan laki-laki dan perempuan muda.

Kelompok ekstrimis diketahui menggunakan internet dan media sosial untuk meyakinkan pemuda Muslim agar mau pergi ke luar negeri untuk bergabung dengan gerakan mereka.

Pakar terorisme dari Singapura, Rohan Gunaratna, mengatakan jaringan jihad Australia sebagian besarnya berpusat di internet dan memiliki ratusan simpatisan dan pendukung.

"Sejak deklarasi pendirian kekhalifahan Islam oleh kelompok di Suriah dan Irak, kita telah melihat upaya pemanfaatan situs blog, website, Facebook, akun Twitter dan eksploitasi media sosial lainnya, "katanya.

"Inilah jaringan yang mempolitisasi dan meradikalisasi komunitas Muslim dari Australia hingga sebagian Asia, Afrika dan Timur Tengah."

Pada bulan Maret, Gunaratna mengatakan pada konferensi global Keamanan Asia kalau lebih dari 20 kelompok teroris di wilayah itu sudah berjanji setia kepada ISIS dan pemimpinnya Abu Bakr al-Baghdadi.

Para ekstremis ini menyebarkan propaganda mereka dalam bahasa lokal dengan menggunakan saluran online, tambahnya.

Gunaratna percaya inisiatif seperti MyHack, yang memanfaatkan alat yang sama yang digunakan oleh ISIS, sangat penting untuk mencegah ekstremisme kekerasan.

"Apa pun investasi yang membuat Australia dapat membangun kapasitas online untuk melawan ISIS akan sangat membantu mengurangi ancaman itu," katanya.

Aplikasi sebagai penghubung

Upaya melawan radikalisasi melalui aplikasi digital.
Upaya melawan radikalisasi melalui aplikasi digital.

 

Sama dengan kegiatan serupa di sejumlah kota dunia mulai dari Sydney hingga Abu Dhabi dan Hollywood, kegiatan MyHack di Melbourne mengadopsi konsep yang sama.

Yaitu, tim diberikan waktu terbatas untuk mencari gagasan mengenai aplikasi ponsel pintar atau kampanye digital, dan kemudian akan disampaikan ke audiens yang terdiri dari pengusaha dan pejabat pemerintah.

Pemenangnya akan menerima pendanaan dan panduan dari perusahaan konsultan berbasis di AS, Affinis Lab, yang akan mengubah prototype program aplikasi mereka ke produk akhir yang dapat difungsikan sepenuhnya.

App yang disebut 'My Jihad Is' misalnya, memenangkan hadiah utama dalam kegiatan serupa di Perth pada Mei lalu karena model  "connect, mentor dan mobilisasi" mereka.

Gulandam Khan, salah seorang pencipta aplikasi ini mengatakan, My Jihad Is menawarkan platform yang dapat menghubungkan anak muda dengan warga Muslim yang lebih dewasa yang menolak kekerasan atas nama agama.

"Jadi mungkin orang seperti Waleed Ali, seorang pembawa acara TV, ditantang secara naratif mengenai bagaimana rasanya menjadi muslim di TV nasional,” katanya.

"Bisa juga tokoh seperti Usman Khawaja, pemuda muslim yang kini berprofesi sebagai pemain kriket di Australia.”

Tidak ada kelompok warga khusus yang beresiko menjadi sasaran radikalisasi, kata Khan, hal itu terlihat dari kasus Jake Bilardi yang tewas setelah diduga melakukan bom bunuh diri di Irak.

Begitu pula sosok yang dikenal sebagai Jihadis berambut merah  Abdullah Elmir, yang berusaha merekrut remaja-remaja muslim lainnya untuk bergabung dengan ISIS.

"Persamaan yang terjadi pada mereka semua adalah rasa simpati yang tinggi pada perang yang berkecamuk di Suriah,” katanya.

"Tujuan dari apps ini adalah membangun kohesi komunitas… dan memungkinkan generasi muda untuk mengetahui kalau ada banyak cara untuk membuat sebuah perubahan di dunia ini."