ABC

Ini Dampak Kebijakan RI pada Sapi Betina Australia

Permintaan bibit sapi di Australia telah mencapai rekor tertinggi tahun ini, namun hal itu bisa mengalami tekanan lebih jauh di tahun 2017. Pasalnya, Pemerintah Indonesia memberlakukan aturan baru terkait bibit sapi dalam perdagangan ekspor ternak.

Kebijakan baru yang mengejutkan mata rantai supply chain itu, Pemerintah RI memberitahu kalangan importir bahwa 20 persen ternak yang datang dari Australia haruslah untuk tujuan pembibitan.

Menurut Andrew Stewart dari peternakan Landmark di daerah Broome, Australia Barat, harga sapi betina bisa “sangat mahal” di tahun 2017 mendatang.

“Kembali Queensland ke pasar setelah mengalami kemarau panjang, saya kira supply dan demand di Australia utara akan sangat berat. Saya kira bibit sapi akan cepat habis,” katanya.

“Perbandingan antara (harga) sapi jantan dan betina, bedanya akan sangat kecil,” tambah Stewart.

"Kita berada dalam situasi tak biasa, namun dengan kawanan ternak (nasional) yang hancur akibat musim, maka sapi betina pasti akan naik harganya," katanya.

Jika Indonesia akan mengimpor total 700 ribu ekor sapi tahun 2017, maka jumlah bibit sapinya sama dengan 140 ribu ekor. Hal ini, menurut Stewart, akan sulit ditemukan di Australia utara.

“Secara realistis dengan perkiraan musim hujan rata-rata bahkan di atas rata-rata di wilayah utara, saya rasa setiap orang akan menahan sebanyak mungkin (sapi), khususnya yang betina (dan tak menjualnya),” katanya.

Kalangan importir Indonesia selama bertahun-tahun membeli sapi betina sekitar 15 hingga 20 sen lebih murah dibandingkan sapi jantan. Namun syarat yang mengharuskan bibit sapi di antara sapi impor itu bisa seegra mengakhiri perbedaan harga tersebut.

Namun sumber ABC Rural menyatakan bahwa para pembeli sapi di Asia, yang telah membayar harga tinggi untuk sapi Australia tahun ini, bisa menolak setiap kenaikan harga dan menolak untuk membeli.

Kebanyakan importir Indonesia menentang aturan baru Pemerintah RI itu, dan ada kemungkinan aturan pembibitan itu mungkin berubah atau sekalian dibatalkan.

Bibit Sapi Bisa Mencapai 5 Dollar/Kg

Dalam tulisan di blog tentang pasar sapi Asia, seorang dokter hewan di Jakarta Dr Ross Ainsworth, menyebutkan meluasnya hujan di Queensland merupakan faktor terakhir yang menentukan booming harga untuk bibit sapi.

“Prediksi saya bahwa bibit sapi betina yang muda bisa berharga 5 dollar/kg begitu Australia mendapatkan musim yang bagus di seluruh wilayah,” katanya.

“Dan ini bisa terjadi sejak musim hujan 2016/17 sebab El Nino sekarang sudah lewat. Memandulkan (sapi) kini akan menjadi sejarah,” tambahnya.

“Dengan kurangnya sapi betina di pasaran, maka harga sapi jantan juga akan naik. Anda tak akan melihat apa-apa,” jelasnya.

Manager informasi pasar dari Meat and Livestock Australia, Ben Thomas, mengatakan statistik pemotongan hewan di Australia saat ini menunjukkan kecenderungan kuat di kalangan peternak untuk menahan ternaknya.

Dia mengatakan permintaan besar untuk bibit sapi diperkirakan akan berlanjut “setidaknya hingga dua tahun ke depan”.

Terlepas dari pertumbuhan permintaan itu, Thomas mengaku akan kaget jika harga sapi betina akan melampaui harga sapi jantan.

“Itu tak pernah terjadi sebelumnya, terlepas dari satu atau dua kali,” ujarnya.

“Potensi Indonesia untuk mengambil lebih banyak lagi bibit sapi merupakan kegembiraan bagi pasar. Namun saya rasa tak akan cukup membuat (harga) sapi betina melampaui sapi jantan. Saya akan kaget kalau itu terjadi,” jelasnya.

Diterbitkan Pukul 13:30 AEST 6 Oktober 2016 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel berbahasa Inggris di sini.