Inggris Desak Australia Larang Sedotan Plastik
Sedotan plastik, pengaduk minuman, dan cotton buds akan segera dilarang di Inggris sebagai bagian dari dorongan untuk mengurangi sampah plastik, dan Australia didesak untuk mengambil tindakan serupa juga.
Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan sampah plastik adalah “salah satu tantangan lingkungan terbesar yang dihadapi dunia” dan salah satu isu yang negaranya bertekad untuk mengatasi.
Diperkirakan sekitar 8,5 milyar sedotan plastik dibuang setiap tahun di Inggris dan banyak dari mereka berakhir di sungai atau laut.
Batang kapas (Cotton buds), yang sering dibuang ke sistem pembuangan limbah, cukup kecil untuk dimakan oleh beberapa burung dan ikan.
Kelompok pelobi lingkungan telah lama berkampanye agar peritel menghentikan penggunaan produk plastik yang tidak dapat didaur ulang.
Konsultasi tentang kemungkinan pelaksanaan larangan ini memperkirakan akan dimulai di akhir tahun dan ada laporan yang menyatakan bahwa itu dapat diperkenalkan pada awal 2019.
Pengumuman ini dibuat menjelang pembukaan resmi Pertemuan Kepala Pemerintahan Persemakmuran (CHOGM) di London.
PM Theresa May mendesak semua negara yang menghadiri pertemuan itu, termasuk Australia, untuk mengikuti jejak Inggris dan mengambil tindakan untuk mengurangi jumlah penggunaan produk plastik.
“Bersama-sama kita dapat mempengaruhi perubahan nyata sehingga generasi mendatang dapat menikmati lingkungan alam yang lebih sehat daripada yang kita temukan saat ini”.
Suksesi Persemakmuran
Ratu Elizabeth II menyambut Pertemuan ke-53 Para Pemimpin Negara-negara Persemakmuran, ketika ia secara resmi membuka pertemuan dua tahunan di Istana Buckingham di London.
Itu adalah momen yang penting karena kemungkinan itu adalah pertemuan CHOGM terakhir yang dihadiri Ratu Elizabeth II.
Karena usianya, dia tidak lagi melakukan perjalanan jarak jauh dan puncaknya tidak mungkin untuk kembali ke London untuk beberapa waktu.
Ratu mengatakan Persemakmuran adalah “salah satu kekuatan besar yang diadakan di dunia” dan secara signifikan mengatakan itu adalah “keinginan tulusnya” bahwa “Pangeran Wales harus melanjutkan pekerjaan penting yang dimulai oleh ayah saya pada tahun 1949”.
Posisi kepala Negara Persemakmuran tidak bersifat turun-temurun dan ada kemungkinan akan menjadi bahasan – dan mungkin akan diterbitkan sebuah keputusan – hari Jumat (20/4/2018) tentang apakah Pangeran Charles harus menggantikannya.
Banyak komentator memuji sang Ratu dengan memastikan Persemakmuran terus berlanjut selama pemerintahannya yang panjang.
Keluarga Kerajaan memainkan peran profil yang relatif tinggi pada pertemuan puncak ini dimana Pangeran Charles, Pangeran William dan Pangeran Harry menghadiri acara-acara publik.
Calon pengantin dari Pangeran Harry, Meghan Markle juga ikut hadir dalam KTT, yang tidak biasa bagi seseorang yang belum sepenuhnya menjadi bagian dari Keluarga Kerajaan.